Cara Melakukan Analisis Usaha Sebelum Investasi

Cara Melakukan Analisis Usaha Sebelum Investasi

Seorang investor yang baik tentunya tidak akan tergesa-gesa melaksanakan gagasannya sebelum yakin tentang untung ruginya usaha yang direncanakannya. Tindakan yang dilakukannya adalah mengadakan analisis kelayakan usaha untuk meneliti apakah usaha yang direncanakan secara teknis, ekonomis, dan komersial cukup menguntungkan untuk dilaksanakan. Hal ini sering dilupakan dalam mendirikan suatu usaha kecil sehingga banyak perusahaan kecil yang tidak berkembang bahkan gulung tikar. 

Setiap timbulnya gagasan untuk mendirikan perusahaan akan selalu timbul pertanyaan yaitu “Perusahaan apa ?”, “Berapa jenis usahanya ?”.

Pertanyaan tersebut merupakan suatu pertanyaan yang wajar diajukan terutama oleh pengusaha yang masih pemula. Sebab jika keliru memilih jenis usaha akan dapat menyebabkan kesulitan atau bahkan kegagalan.

 

Kecenderungan Umum

Banyak faktor yang mendorong seseorang memilih jenis usaha tertentu.

Gejala-gejala umum yang sering terjadi dalam memilih jenis usaha adalah  kecenderungan seseorang untuk memilih jenis usaha yang sesuai dengan ketrampilannya dengan maksud memanfaatkan ketrampilan yang dimiliki.

Padahal, belum tentu semua itu cocok dan menguntungkan pada masa endatang. Artinya masih diperlukan banyak pertimbangan.

Kecenderungan lain yang acapkali berhasil adalah dengan menggunakan kesempatan yang ada, atau mencoba menggali kebutuhan-kebutuhan yang  tersembunyi. 

 

Proses Pemilihan Jenis Usaha

Proses pemilihan jenis usaha terdiri atas beberapa tahap melalui saringan  yang makin lama makin sempit. Untuk itu diperlukan pertimbangan  mendalam, biasanya dibuat evaluasi dengan kriteria yang telah  dikembangkan sesuai kebutuhan. Faktor-faktor yang menjadi alasan  pertimbangannya adalah sebagai berikut :

1. Faktor keuntungan

Jika setelah diperhitungkan ternyata tidak memberikan keuntungan emadai, sebaiknya pilihan bersangkutan dibatalkan.

2. Faktor modal

Pelu dipertimbangkan kesesuaiannya antara modal yang dapat disediakan dengan kebutuhan masing-masing jenis usaha yang dipertimbangkan.

3. Persaingan

Pelu dipelajari situasinya yang bakal terjadi dan disesuaikan dengan kemampuan menghadapinya baik dalam modal maupun pemasarannya.

4. Faktor pemasaran

Harus diteliti kemungkinan pemasaran dan prospek pemasarannya  diwaktu mendatang

5. Faktor manajemen

Faktor yang menjadi pertimbangan penting lainnya adalah bagaimana  bentuk pengelolaan yang paling sesuai dan bagaimana kemampuan kita untuk mengelolanya. Hal ini sering diabaikan dalam mendirikan suatu usaha kecil.

6. Faktor tenaga kerja

Yang juga perlu dipertimbangkan adalah tersedianya tenaga kerja yang  murah dan kemungkinan untuk memenuhinya baik jumlah, keahlian  maupun balas jasa. 

 

7. Faktor risiko

Tingkat risiko yang bakal ditanggung perlu dipertimbangkan besarnya  kemampuan untuk menanggung dan imbangannya dengan keuntungan  yang akan diperoleh.

 

Analisis Kelayakan Usaha (Aspek Ekonomi dan Keuntungan)

Dalam menganalisis kelayakan usaha ditinjau dari aspek ekonomi dan  keuangan ialah dengan memperlihatkan jumlah dana yang dibutuhkan untuk  membangun dan untuk mengoperasikan perusahaan. Untuk membangun  dibutuhkan apa yang disebut dengan Modal Tetap yaitu untuk membiayai kegiatan-kegiatan prainvestasi, pengadaan gedung, peralatan-peralatan dan  biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengadaan modal tetap.

Sedangkan daya yang dibutuhkan untuk menjalankan perusahaan setelah  pembangunan disebut Modal Kerja. Langkah selanjutnya adalah melakukan  penghitungan biaya-biaya, laba yang diharapkan dan jangka waktu balik  modal/titik impas (break even point).

Faktor-faktor yang dipelajari dalam menganalisis kelayakan usaha

1. Membuat perkiraan hasil penjualan

Hasil penjualan = jumlah pembeli x daya beli

a. Memperkirakan jumlah calon pembeli :

10% – 20% dari jumlah penduduk (radius 500 – 1000m)

10% – 20% dari arus lalu lintas/pejalan kaki

b. Memperkirakan daya beli dari calon pembeli :

Rp. 10.000,00 / 25.000,00 untuk kelas bawah

Rp. 25.000,00/50.000,00 untuk menengah ke atas

Rp. 50.000,00/100.000,00 untuk menengah atas

Di atas Rp. 100.000 untuk kelas atas

2. Membuat perkiraan pencapaian Laba Kotor

15% dari hasil penjualan bersih untuk perkiraan optimis

17 – 18% dari hasil penjualan bersih untuk perkiraan pesimis

3. Membuat perkiraan pencapaian Laba Bersih

5% dari hasil penjualan bersih untuk perkiraan optimis

2-3% dari hasil penjualan bersih untuk perkiraan pesimis

4. Membuat perkiraan modal kerja dan modal investasi

Modal kerja dibagi 2 yaitu :

1. Modal kerja berputar

Modal kerja berputar yaitu modal kerja berupa barang dagangan  yang akan dijual kepada pembeli. Besarnya modal kerja berputar adalah sebesar hasil penjualan yang diharapkan

2. Modal kerja tetap (Fixed Equipment)

Modal kerja tetap yaitu modal kerja yang berupa barang dagangan  yang jumlahnya tetap dan harus selalu berada di dalam stok toko.

Standar besarnya modal kerja tetap adalah sebesar modal kerja  berputar. Sedangkan standar ideal besarnya modal kerja tetap  adalah dua kali besarnya modal kerja berputar.

Modal investasi :

a. Standar besarnya modal investasi adalah sebesar modal kerja berputar

b. Modal investasi yang lebih besar dari modal kerja berputar akan memperpanjang pencapaian titik impas (BEP)

5. Menghitung pencapaian titik impas (BEP)

Waktu BEP =( (Modal Investasi + modal kerja ) dibagi Laba bersih rata-rata per bulan)x 1 bulan

Tentang Bisnis Eceran

Bisnis Eceran

 

Berkembangnya dunia bisnis dan perdagangan di Indonesia  menunjukkan peningkatan yang signifikan pada periode pasca krisis moneter  yang diawali sekitar pertengahan tahun 1997. Hal ini ditunjukkan oleh  beragamnya jenis usaha yang diupayakan oleh masyarakat untuk dapat  memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu kegiatan yang pesat  perkembangannya yaitu kegiatan jual beli barang maupun jasa dengan sistem  eceran atau lebih dikenal dengan istilah bisnis eceran. Kegiatan bisnis jual beli barang ini dijalankan dalam berbagai bentuk, ada  yang dalam bentuk usaha mandiri atau independent store, usaha mini swalayan atau minishop/minimarket dan bahkan dalam bentuk mini departement store  yang terkenal dengan istilah toko serba ada (toserba). Bentuk eceran lainnya  seperti franchising semakin berkembang dengan pesat. Sebagai contoh franchise  mini market Indomaret milik Grup Salim, diperkirakan gerai (toko-jaringan)  Indomaret telah mencapai lima ratus lebih di Jabotabek.

 

Perkembangan lainnya yaitu munculnya Lippo Shop yang mengakuisisi saham DialMart , sehingga  menenggelamkan nama DialMart. Dengan anggota yang telah mencapai 80.000  pelanggan maka dapat dikatakan bisnis ini telah memberikan keuntungan  sekaligus sisi positif lain yang cukup menjanjikan. Kenyataan ini memperlihatkan perkembangan aktivitas bisnis yang menggembirakan. Kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dirintis oleh pebisnis eceran dengan sungguh-sungguh agar kelangsungan usahanya dapat tercapai. Misalnya kerjasama dengan pemasok untuk mendapatkan barang barang  yang dibutuhkan yang umumnya disertai dengan potongan harga  tertentu, atau kerjasama dengan perusahaan periklanan, media cetak, televisi, sebagai sarana promosi untuk meningkatkan volume penjualan.

Peningkatan volume penjualan, berarti meningkatnya jumlah transaksi  yang terjadi pada suatu toko. Transaksi yang terjadi tentunya perlu dicatat  dalam bentuk suatu laporan tertentu sehingga pebisnis eceran dapat melakukan evaluasi yang diperlukan untuk peningkatan aktivitas bisnisnya. Bentuk-bentuk  laporan tersebut selanjutnya akan dibahas dalam bagian lain dari modul ini.

Melihat kondisi tersebut di atas, maka yang dibutuhkan dalam  pengelolaan suatu toko selain pelayanan, strategi penentuan lokasi, ketersediaan  barang (inventory) dan promosi , pencatatan transaksi yang baik dan benar  memegang peranan yang tak kalah penting, hal ini dikenal dengan istilah Retail Accounting (Akuntansi Eceran).

Konsep Dasar Bisnis Eceran

 Definisi dasar dari bisnis eceran adalah semua kegiatan dan aktivitas  bisnis yang ditujukan pada penjualan barang dan jasa secara langsung kepada pihak konsumen. Karenanya bisnis eceran adalah bagian dari sistem pendistribusian produk, sebagai jembatan antara pabrik atau manufaktur dan konsumen.

Seorang pebisnis/pedagang eceran harus memiliki kepekaan terhadap kebutuhan dan keinginan dari konsumen. Seringkali diperlukan perubahan kebijakan dan strategi dari pihak pedagang untuk mengantisipasi perkembangan dan perubahan keinginan dan kebutuhan dari konsumen. Untuk itu berbagai informasi berkaitan dengan pesaing, informasi dari konsumen,

informasi dari pemerintah, buku-buku dan laporan bisnis lainnya diperlukan dalam mengembangkan bisnis eceran. Konsep yang dapat mendukung suksesnya usaha seseorang dalam bisnis eceran yaitu menerapkan 6 prinsip, menjual barang yang tepat (the right item), dengan tempat yang tepat (in the right place), pada waktu yang tepat (at the right time), jumlah yang tepat/memadai(in the right quantity), dengan harga yang sesuai (at the right price), dan pelayanan yang memuaskan (with the right service).

Suatu transaksi eceran merupakan kegiatan tukar-menukar barang antara dua pihak sehingga kedua pihak tersebut mendapat kepuasan. Pada awalnya transaksi dilakukan secara barter barang, namun perkembangan selanjutnya transaksi merupakan pertukaran antara uang dan barang.

Klasifikasi eceran

1. Dilihat dari kepemilikannya, eceran dapat diklasifikasikan ke dalam :

a. Independent retailers, biasanya usahanya masih skala kecil dengan satu toko. Operasional toko dilakukan secara individual, kekeluargaan atau perkawanan

b. Chain store, beberapa toko dimiliki dan dikelola oleh pusat. Biasanya jenis produk yang dijual, layout dan pelayanan dari setiap toko seragam

c. Franchises, merupakan kontrak kerjasama antara perusahaan induk (franchisor) dan independet businessperson (franchisee). Pihak franchisee mengikuti aturan dan kebijakan yang telah digariskan oleh perusahaan  induk dimana mereka berhak menggunakan nama dan menjual produk  serta jasa franchisor. Untuk itu pihak franchisee membayar fee dan sekian  persen keuntungan kepada franchisor. Ada tiga jenis perjanjian franchisee  untuk bisnis eceran :

(1) Manufacturer-retailer program, pihak franchisor sekaligus manufaktur.

Contohnya perusahaan perminyakan dan manufaktur mobil yang  mendistribusikan produknya melalui sistem eceran yang mereka  miliki.

(2) Wholesaler-retailer program, pihak franchisor bertindak sebagai  wholesaler

(3) Trademark/trade name license program. Pihak franchisor bertindak  sebagai induk yang memiliki trade name dan standarisasi operasional  untuk franchisee unitnya. Jasa pelayanan seperti McDonald’s,  Kentucky Fried Chicken adalah contoh dari kategori ini.

2. Dilihat dari jenis pelayanannya, eceran diklasifikasikan ke dalam :

a. Full Service Stores. Dalam kategori ini pihak pengecer menyediakan  berbagai jasa mulai pembayaran secara kredit, pengiriman langsung,  pembungkusan, instalasi, perbaikan dan berbagai jenis layanan jasa  lainnya. Contohnya adalah Departement store. Cara ini dilakukan untuk  dapat bersaing dengan kompetitor lain termasuk ke dalamnya adalah  pemberian potongan harga dan pricing.

b. Limited Service Store. Jenis ini biasanya ditemukan untuk produk atau  barang yang membutuhkan bantuan dari pelayan toko, terutama bila  konsumen ingin mencoba produk atau barang yang akan dibelinya.

Contohnya adalah pakaian pria atau wanita, sepatu, asesoris, otomotif  dan meubel.

c. Self service store. Bentuk layanan dimana konsumen dapat memilih  produknya secara langsung. Untuk memudahkan konsumen mencari  barang yang dibutuhkannya pengelola memasang display klasifikasi  barang yang mudah dilihat konsumen. Kadang disediakan beberapa  pelayan toko yang membantu konsumen mencari barang dicarinya.

3. Dilihat dari tipe produk yang dijual

a. Departement store, merupakan eceran yang menjual berbagai jenis produk.

Secara umum produk yang dijual departemen store terbagi menjadi 3 tipe  yaitu : kebutuhan wanita, pria dan anak-anak, kebutuhan rumah tangga   dan kebutuhan umum.

b. Discount store, hampir mirip dengan departemen store namun  dikhususkan menjual barang-barang bermerk dengan harga miring.

c. Supermarket, seringkali disebut departement store for food, karena menjual  makanan dan minuman. Pada perkembangan selanjutnya supermarket  juga banyak menjual kebutuhan sehari-hari lainnya.

d. Speciality and Single-Line Stores, eceran yang mengkhususkan menjual  barang-barang dengan spesifikasi khusus, seperti barang-barang kulit,  pemoles mobil, cuci-cetak film dan lain-lain. Karena kekhususannya  hanya konsumen dengan kebutuhan khusus pula yang datang untuk  membeli barang-barang tersebut.

Dalam eceran tradisional, pedagang dan konsumen saling bertemu di suatu  tempat atau toko, namun sejalan dengan perkembangan zaman, kini dikenal  beberapa metode menjual barang secara eceran, diantaranya :

a. Mail order. Dengan cara ini, konsumen cukup memesan barang kepada  pebisnis eceran melalui surat, untuk kemudian pebisnis eceran mengirim  barang yang dipesan konsumen tadi. Dari sisi konsumen dengan cara ini  mereka dapat menghemat waktu, selain itu konsumen dapat memesan  barang di tempat yang sangat jauh. Sedangkan dari sisi pebisnis eceran  keuntungan dari sistem ini adalah dapat meningkatkan jumlah konsumen, tidak terbatas wilayah tertentu saja. Selain itu pebisnis eceran dapat bekerja  sama dengan pihak lain untuk menjual barangnya ke konsumen.

Perkembangan internet ikut meningkatkan penjualan barang melalui mailorder

ini, dengan memanfaatkan kartu kredit untuk memudahkan sistem pembayarannya.

b. Telephone selling. Konsep dasarnya adalah telemarketing, dimana konsumen  tinggal menghubungi pebisnis eceran untuk memesan barang yang  dibutuhkannya, untuk kemudian pebisnis eceran mengirimkan barang yang  dipesan konsumen tadi. Cara ini biasanya hanya efektif untuk cakupan  wilayah tertentu.

c. Household contact adalah penjualan eceran dengan cara dari pintu ke pintu, atau penjualan secara berkeliling dari rumah ke rumah. Beberapa barang ada  yang cocok dijual dengan cara ini, diantaranya penjualan buku-buku atau ensiklopedia, kosmetik atau penghisap debu.

d. Automated Merchandising (Vending Machine) adalah pembelian barang dengan cara memasukkan koin ke dalam mesin. Biasanya vanding machine ini digunakan untuk gula-gula, makanan atau minuman ringan

e. Catalog Showroom, adalah cara penjualan dimana pebisnis eceran hanya memperlihatkan katalog dari barang-barang yang dijualnya. Biasanya katalog tersebut menawarkan berbagai macam barang berkualitas dengan harga miring.

f. Boutiqe.Butik termasuk ke dalam independent shop atau suatu departement dalam toko besar yang menjual produk khusus, dimana butik tersebut  menempati area tertentu dalam toko dengan penampilan, dekorasi dan suasana yang berbeda. Pada saat sekarang butik tidak hanya terbatas pada  barang-barang seperti baju atau aksesorisnya namun banyak pula butik yang mengkhususkan pada hobi-hobi tertentu, misalnya butik tennis yang menjual berbagai macam barang yang ada hubungannya dengan tennis.

g. Warehouse, biasanya barang yang ditawarkan adalah makanan atau furniture retailing dengan pelayanan yang sangat minimal. Biasanya menempati lokasi yang tidak begitu besar dan menyerupai gudang

h. Hypermarket. Jenis ini merupakan kombinasi dari discount store dan supermarket, dimana barang yang dijual ditempatkan pada rak-rak yang tinggi.

 

 

ANALISIS LETAK KALIMAT UTAMA DALAM KARANGAN SISWA KELAS I SMA

ANALISIS LETAK KALIMAT UTAMA DALAM KARANGAN
SISWA KELAS I SMA  BAB I

oleh Agustina

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Mengarang merupakan salah satu materi yang sudah dipelajari di sekolah baik di tingkat SD, SMP, SMA, tnaupun di perguruan tinggi . Banyak siswa mengatakan mengarang adaJah hal yang sulit, tetapi ada pula yang mengatakan bahwa mengarang adalah hal yang menyenangkan.
Kebanyakan siswa tidak suka menulis atau mengarang. Jika keadaan ini terus bcrlanjut, suatu saat nanti anak didik di sekolah mencngah atas dikhawatirkan menjadi pasif tidak mempunyai keterampilan berbicara dan menulis (mengarang). Keadaan seperti ini dirasakan ketika guru mcmberikan tugas mengarang. Siswa menampakkan ekspresi wajah tidak mau dan tidak pcduli. Peristiwa ini terjadi hampir di semua tingkat kelas dan sekolah.
Menulis atau mengarang sebagai suatu bentuk ekspresi diri seorang penulis. Bahkan melalui menulis scseorang akan mcnemukan sebuah jati diri. Berdasarkan fakta tersebut alangkah sulitnya menumbuhkan kesadaran menulis dan betapa besar manfaatnya menulis dan betapa pentingnya tulisan.
Penulis harus memahami alinea atau paragraf dalam karangan. Sebuah paragraf dalam karangan berisi kalimat utama dan bebcrapa kalimat penjelas. Kalimat utama berisi gagasan utama atau gagasan pokok, sedangkan kalimat penjelas merupakan rincian dari gagasan utama.
Penulis harus memahami bahwa dalam setiap paragraf terdapat lebih dari satu kalimat. Karena itu, perlu juga dipikirkan ide-ide penjelas dari setiap ide
pokok yang teSah ditentukan.
Penulis pcrlu mengctahui bahwa setiap kalimat harus memiliki hubungan dengan kalimat lainnya dalam satu paragraf agar dapat membentuk sebuah paragraf yang padu. Kepaduan itu juga terlihat dalam hubungan antara satu paragraf dengan paragraf lainnya.
Cara meletakkan kalimat utama dalam sebuah paragraf ada empat macam yaitu ada di avval, akhir, awal dan akhir dan menyebar di seluruh paragraf. Siswa dapat mcnentukan sendiri dalam karangannya apakah kalimat utama diletakkan di awal paragraf, di akhir paragraf, di awal dan akhir paragraf atau diletakkan menyebar di seluruh paragraf. Oleh karena itu, peneliti berusaha meneliti dan mempelajari letak kalimat utama dalam karangan siswa kelas I SMA Mulawarman Tahun pembelajaran 2007/2008
B. Alasan Pemilihan Judul
Penulis memilih judul Analisis Letak kalimat Utama dalam Karangan Siswa Kelas I SMA Mulawarman, Tahun Pembelajaran 2007/2008, dengan pcrtimbangan sebagai berikut:
1.alinea atau paragraf merupakan unsur penting dalam karangan;
2.setiap penulis memilih gaya tersendiri dalam meletakkan kalimat utama dalam
paragraf.
3.belum ada penelitian sebelumnya mengenai analisis letak kalimat utama dalam
karangan siswa terutama siswa kelas I Mulawarman, Tarakan.
F. Manfaat Peneiitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.
Adapun manfaat terscbut adalah sebagai berikut
4.Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bcrmanfat dalam
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengarang dan bermanfaat
sebagai dasar teori bagi penelitian ianjutan.
5.Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan
guru dalam pembelajaran sekaligus dapat digunakan sebagai cvaluasi hasil
pembelajaran mengarang.
G. Penegasan Judul
Judul skripsi ini adalah Analisis Letak Kalimat Utama dalam Karangan Siswa Kelas ISMA Mulawarman, Tahun pembelajaran 2007 / 2008. Pencgasan judul sangat diperlukan untuk mcmperjelas maksud skripsi ini. Adapun penegasan judul tersebut adalah sebagai berikut:
1. Analisis
Analisis adalah hasil dari kegiatan yang berlangsung sejak seseorang mulai mencliti kemudian mengkaji dan menjabarkannya serta mempertimbangkan (Usman, 1995:52)
2. Letak Kalimat utama
Letak kalimat utama adalah letak dari gagasan yang dikembangkan dalam scbuah paragraf ( Keraf, 1979:70 )
3. Karangan
Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh (Nurdin, 2005:23). 4 Siswa Kelas I
Siswa Kelas I adalah siswa yang akan dijadikan subjek dalam penelitian 5. SMA Mulawarman Tarakan
SMA Mulawarman Tarakan adalah sekolah yang terletak di Jalan
Mulawarman, RT 42 Kelurahan Karang Anyar
Berdasarkan penegasan judul tersebut, peneliti berusaha menentukan letak kalimat utama dalam karangan siswa kelas I SMA Mulawarman Tarakan, Tahun pembelajaran 2007/2008.
H. Sistematika Penulisan
Gambaran secara umum penelitian ini disampaikan dalam sistimatika penulisan skripsi ini scbagai berikut:
Bab I adalah pendahuluan. Bab ini terdiri atas latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, mantaat penelitian penegasan judul dan sistematika penulisan. Bab II adalah landasan teori. Bab ini terdiri atas karangan, alinca, macam-macam alinea, kalimat utama. Bab III adalah mctode penelitian. Bab ini terdiri atas pengertian metode penelitian, waktu dan lokasi penelitian, jenis penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, data dan sumber data, teknik pcngumpulan data, teknik analisis data.
Bab IV adalah pembahasan. Bab ini terdiri atas penyajian data dan anaiisis data. Bab V adalah pcnutup. Bab ini terdiri atas kcsimpulan dan saran.

Download Timer

Software Timer sedernana hanya memerlukan space 116 kb, kecil namun dapat berfungsi maksimal untuk mengatur kapan komputer log off, restart, atau shutdown. Dengan software sederhana ini anda dapat menentukan secara tepat kapan komputer anda harus shutwon, restart atau log off. Cocok untuk para pengelola Laboratorium komputer ataupun warnet.
Untuk Menjalankannya stelah anda berhasil mendownload kopi file timer ke sembarang tempat buat folder timer, lalu jalankan jangan lupa isi semua pilihan yang ada.
Sofware ini dapat bekerja pada Unvisible jika tombol Hide di hidupkan.
Trima kasih selamat mencoba

Download di sini