Download buku diktat Biokimia Bag 3

Download Buku Diktat Biokimia Bag 3

Buku seri diktat kuliah kARYA FRANK B ARMSTRONG yang dialihbahasakan oleh dr. RF. Maulany, MSc. berikut berisi materi antara lain:

Bagi Anda yg ingin memperdalam permasalahan di atas silakan  dowload berikut: 
Bab 17   Sine qua non dari kehidupan;>>>> DOWNLOAD
bab 18 Biosntesis lemak ;;>>>>>>> DOWNLOAD
Bab 20 wawasan molekular DNA ;>>>>>> DOWNLOAD
Bab 21 informasi genetik transkripsi dan pengendaliannya>>>> DOWNLOAD
Bab 22 translasi dari informasi genetik ;>>>>>>>>> DOWNLOAD
Bab 23   Riset DNA rekombinan >>>>>>>>>>>>>>> DOWNLOAD
Bab 24 sistem imun: pertahanan efektif kita >>>>> DOWNLOAD
Bab 25   hormaon dan messenger;>>>> DOWNLOAD
Bab 26   Aspek dasar dari nutrisi manusia;>>>> DOWNLOAD

Buku Diktat BIOKIMIA bag 2

BIOKIMIA bag 2

Buku seri diktat kuliah kARYA FRANK B ARMSTRONG yang dialihbahasakan oleh dr. RF. Maulany, MSc. berikut berisi materi antara lain:

Bab 10  Karbohidrat
monosakarida, proyeksi haworth, oligosakaida, polisakarida, Sintesis glikogen, selulosa, konformasi selulosa dan zat tepung, heteroglikan, keragaman penggunaan sakarida,

bab 11 lemak dan membran
trisilgleserol, saponifikasi, fosfogliserida, metabolisme lemak abnormal, penyakit fabry, gaucher, nieman pick, membran lemak berlapis ganda, protein membran.

 
Bab 12 Asam nukleat
basa nitrogenosa, nukleosida, struktur DNA, spesiesmolekular dari RNA, Perangkaian dari tRNAs, hidrolisis RNA, usulan mekanisme katalitik dari ribonuklease A, asam nukleat sebgai bahan keturunan,

Bab 13 energi dan kehidupan
pertukaran energi bebas suatu reaksi kimia, ATPsebagai suatukarierenergi, hidrolisis AMP, biomolekul forforilasi lain, sintesis nukleosida trifosfat, sintesis ATP dari AMP dan ADP,

Bab 14 Sintesis Anaerobik dari ATP (glikolis) dan lintasan pentosa fosfat
fosforisasi glukosa, produksi metabolik dari D-gliseraldehid 3-fosfat, termodinamika dari reaksi aldolase dan triosefosfat isomerase, produksi laktat, efesiensipenyimpangan energi, fermentasi alkoholik, heksosa bisfosfat sebagai enzim pengatur, penggunaan fruktosa dan galaktosa, kelainan metabolismekarbohidrat, lintasan pentosa fosfat,

Bab 15    siklus asam trikarbonat
produksi asetil koa dari piruvat, produksi dua asam trikarboksilat dari siklus, dekarboksilasi oksidatif dari isositrat, produksi suksinat dan GTP, Regenerasi oksaloasetat, penggunaan asam aminountuk energi, sifat amfibolik fari siklus TCA,

Bab 16 Transfor elektron dan fosforilasi oksidatif
sistem transfor elektron, produksi ATPdari piruvat, shutle enzimatik, siklus oksidasi beta,

Bagi Anda yg ingin memperdalam permasalahan di atas silakan  dowload berikut: 

Bab 10  Karbohidrat ;>>>> DOWNLOAD

bab 11 lemak dan membran ;>>>>>>>>>> DOWNLOAD

Bab 12 Asam nukleat ;>>>>>> DOWNLOAD

Bab 13 energi dan kehidupan>>>> DOWNLOAD

Bab 14 Sintesis Anaerobik dari ATP (glikolis) dan lintasan pentosa fosfat
;>>>>>>>>> DOWNLOAD

Bab 15    siklus asam trikarbonat >>>>>>>>>>>>>>> DOWNLOAD

Bab 16 Transfor elektron dan fosforilasi oksidatif >>>>> DOWNLOAD

BIOKIMIA bag 1

BIOKIMIA bag 1

Buku seri diktat kuliah kARYA FRANK B ARMSTRONG yang dialihbahasakan oleh dr. RF. Maulany, MSc. berikut berisi materi antara lain:

Bab 1   Suatu tinjauan Sejarah
Kebangkitan biologi molekuler,

bab 2    Air sebagai pelarut kehidupan
sifat fisik air, beberapa kepentingan biologis air, knsentrasi
ion hidrogen dari sistem biologi, Disosiasi air, asam dan basa
bronsted lowry, ionisasi asam lemah,

Bab 3   beberapa aspek dasar dari kimiawi kehidupan
sifat ikatan carbon, asimetri senyawa carbon, isomerisme
cis-trans, interaksi non Kovalen, gaya van der waals, ikatan
hidrogen, ikatan ionik,

Bab 4    Sel unit bilogik dari organisasi molekuler
dua tipe dasar sel, keragaman diantara sel, sel hewan,
retikulum endoplasmikkasar dan halus, Sel tumbuh tumbuhan,

Bab 5     Protein asam amino dan ciri struktural
dua sifat utama asam amino, residu asam amino polipeptida,
asam amino modifikasi, tingkat struktural protein,

Bab 6     Penentuan urutan asam amino
penentuan amino erminal asam amino, fragmentasi selektif dari
suatu polipeptida, degradasi edman,

Bab 7    protein struktur dan fungsi
mioglobin, kurva disosiasi oksigen, bisfosfogliserat sebagai
regulator hemoglobin, kepentingan fisiologi dari regulasi
hemoglobin, aspek medis dari kelainan hemoglobin, dasar
molekulerdari anemia sel sabit,

Bab 8     enzim
sifat katalitik umum dari enzim,uji coba enzim, kecepatan
reaksi enzim, persamaan michelis menten, alur line weaver
burk, alur inhibisi line weaver burk, tempat aktif dan
pengikatan substrat, struktur kuaterner dan isozim, enzim
alosterik, katalisisasam basa, imotripsin, evolusi biokimia,
enzimologi dan industri,

Bagi Anda yg ingin
memperdalam permasalahan di atas silakan  dowload berikut:

Bab 1   Suatu tinjauan Sejarah >>>> DOWNLOAD

Bab 2   Air sebagai pelarut kehidupan >>>>>>>>>> DOWNLOAD

Bab 3   Beberapa Aspek Dasar dari Kimiawi Kehidupan >>>>>>>> DOWNLOAD

Bab 4    Sel unit Bilogik dari Organisasi Molekuler>>>> >>>> DOWNLOAD

Bab 5    Protein asam amino dan ciri struktural>>>>>>>>>> DOWNLOAD

Bab 6   Penentuan urutan asam amino >>>>> DOWNLOAD

Bab 7    Protein struktur dan fungsi >>>>> DOWNLOAD

Bab 8   Enzim >>>>>>>>>>>>>>>>>>>> DOWNLOAD

Contoh Panduan Praktikum Fungi

Contoh Panduan Praktikum Fungi


A. Ciri-ciri
Jamur atau fungi merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.
B. Struktur Tubuh
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
C. Habitat
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
a. Parasit obligat
Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

b. Parasit fakultatif
Jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c. Saprofit
Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada lichen.
Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.

D. Klasifikasi
Kingdom fungi dibagi menjadi 6 divisi yang berbeda dalam hal struktur hifa dan struktur penghasil spora, terdiri dari yaitu :
1. Myxomycotina (Jamur lendir) Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana. Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
– fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut plasmodium.
– fase tubuh buah Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang disebut myxoflagelata. Contoh spesies : Physarum polycephalum
2. Oomycotina Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, Bercabang-cabang dan mengandung banyak inti. Reproduksi:
– Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan sporangium dan konidia.
– Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a) Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga darat maupun serangga air.
b) Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang.
1. Zygomycotina Tubuh multiseluler.
Habitat umumnya di darat sebagai saprofit, di tanah yang lembab atau sisa organisme mati. Hifanya bercabang banyak tidak bersekat saat masih muda dan bersekat setelah menjadi tua Reproduksi:
– Vegetatif : Dengan spora tak berflagel (aplanospora)
– Generatif : Dengan gametangiogami dari dua hifa yang kompatibel/ konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a) Mucor mucedo : biasa hidup di kotoran ternak dan roti.
b) Rhizopus sp
– Miseliumnya mempunyai tiga tipe hifa yaitu : stolon (hifa yang membentuk jaringan di permukaan substrat seperti roti), rhizoid (hifa yang mnembus substrat dan berfungsi untuk menyerap makanan), sporangiofor (tangkai sporangium)
– Berkembangbiak dengan cara vegetatif yaitu membuat sporangium yang menghasilkan spora. Generatif yaitu dengan konjugasi dua hifa (-) dan hifa (+).
c) Rhizopus oligosporus: Jamur tempe. ophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang.
d) Rhizopus nigricans Menghasilkan asam fumarat, pemasak buah.
e) Rhizopus oryzae Jamur tempe/untuk membuat tempe.
f) Rhizopus nodusus Menghasilkan asam laktat.
g) Plasmopora viticola Parasit pada anggur.

4. Ascomycotina
Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler. Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak. Hidupnya: ada yang parasit , saprofit di dalam tanah atau hipogean, hidup di kotoran ternak disebut koprofil ada yang bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak). Reproduksi:
– Vegetatif : Dengan cara kalmidospora (spora berdinding tebal), fragmentasi (pemisahan sebagian cabang dari miselium yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru), tunas/kuncup (budding) yaitu pada Saccharomyces. Pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas, pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia.
– Generatif: Membentuk askus yang menghasilkan askospora.
Contoh spesies:
1) Sacharomyces cerevisae: sehari-hari dikenal sebagai ragi.
– Berguna untuk membuat bir,
– Membuat tape roti maupun alkohol.
– Mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan proses fermentasi.
2) Neurospora sitophila : jamur oncom.
3) Peniciliium noJaJum dan Penicillium chrysogenum penghasil antibiotika penisilin.
4) Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti berguna untuk mengharumkan keju.
5) Aspergillus oryzae untuk membuat tape.
6) Aspergillus wentii untuk membuat kecap
7) Aspergillus flavus menghasilkan racun aflatoksin, hidup pada biji-bijian. flatoksin salah satu penyebab kanker hati.
8) Aspergillus fumigatus parasit paru-paru burung
9) Aspergillus Nidulans penyebab automikosis/penyakittelinga
10) Claviceps purpurea hidup sebagai parasit pada bakal buah Gramineae.
11) Reosellina arcuata hidup pada potongan akar
12) Nectria cinabarina parasit pada kayu manis
13) Laboulbenia parasit pada serangga.

2. Basidiomycotina
• Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagai badan penghasil spora.
• Kebanyalcan anggota spesies berukuran makroskopik atau mudah dilihat dengan mata telanjang
Miseliumnya bersekat dan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: miselium primer (miselium yang sel-selnya berinti satu, umumnya berasal dari perkembangan basidiospora) dan miselium sekunder (miselium yang sel penyusunnya berinti dua, miselium ini merupakan hasil konjugasi dua miselium primer atau persatuan dua basidiospora).
Cara reproduksi :
– vegetatif (dengan membentuk tunas, dengan konidia, dan fragmentasi miselium)
– Secara generatif : Dengan alat yang disebut basidium, basidium berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp, yang menghasilkan spora yang disebut basidiospora
Contoh spesies:
1. Volvariella volvacea : jamur merang, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
2. Auricularia polytricha : jamur kuping, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
3. Exobasidium vexans : parasit pada pohon teh penyebab penyakit cacar daun teh atau blister blight.
4. Amanita muscaria dan Amanita phalloides: jamur beracun, habitat di daerah subtropik
5. Amanita phalloides : menghasilkan racun falin yang merusak darah
6. Amanita muscaria : menghasilkan racun muskarin yang dapat membunuh lalat
7. Ustilago maydis : jamur api, parasit pada jagung.
8. Ustilago compestris : jamur kaleng.
9. Ustilago vireus : parasit pada padi.
10. Puccinia graminis : jamur karat, parasit pada gandum, rumput-rumputan
11. Pleurotes (jamur tiram) : enak dimakan
12. Corticium salmonella : jamur upas, parasit pada pohon buah-buahan dan karet

6. Deuteromycotin
Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generatif . Contoh : Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan Monilia sitophila jamur ini masuk Deuteromycotina tetapi setelah diketahui pembiakan generatif oleh Dodge (1927) dan Dwijosoeputro (1961), alat pembiakan nya berupa askus namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam Ascomycotina. Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki atlit
Microsporum sp, Trichophyton sp.penyebab penyakit kurap. Helminthosprium oryzae parasit pada padi. Sclerotium rolfsii parasit pada bawang merahMonila sitophila jamur oncom, enak dimakan. Tinea versicolor jamur panu, Epidermophyton floocossum jamur kulit, parasit pada kaki atlit Verticillium penyebab layu pada bibit-bibit tanaman Curvularia parasit pada rerumputan

Mikorhiza
Mikoriza bukan takson dalam kingdom jamur. Mikorhiza adalah simbiosis antara jamur dengan tumbuhan tingkat tinggi, jamur yang dari Divisio Zygomycotina, Ascomycotina dan Basidiomycotina. Berdasarkan kedalaman jaringan yang digunakannya mikoriza dapat digolongkan menjadi dua tipe mikoriza, yaitu:
Ektomikoriza
Yaitu jika hifa jamur hanya hidup di daerah permukaan akar, yakni pada jaringan epidermis. Dari tumbuhan inangnya memperolah bahan makanan seperti vitamin, gula, asam amino. Sedangkan inangnya mendapatkan air dan unsur-unsur dari tanah lebih banyak. Contohnya jamur ektomikoriza bersimbiosis dengan tanaman pinus, bentuknya seperti payung.

Endomikoriza
Yaitu hifa jamur menembus akar hingga masuk ke jaringan korteks. Endomikoriza tidak mempunyai inang khusus. Contohnya jamur yang hidup pada akar anggrek, sayuran, dan berbagai pohon.

Lichenes
Lichenes adalah simbiosis antara ganggang dengan jamur dari golongan Ascomycotina atau Basidiomycotina (mikobion), ganggangnya berasal dari ganggang hijau (Cholorophyta) atau ganggang biru (Cyanophyta). Likenes tergolong tumbuhan pionir/vegetasi perintis karena mampu hidup di tempat-tempat yang ekstrim.

Menurut bentuk pertumbuhannya, lumut kerak terbagi menjadi tiga tipe yaitu:
a. Krustos, jika talus terbentuk seperti kerak (kulit keras) dan melekat erat pada substratnya.Contohnya : Physcia
b. Folios, jika talus berbentuk seperti daun. Contohnya : Umbillicaria, Parmelia
c. Fruktikos, jika talus tegak seperti semak atau menggantung seperti jumbai atau pita. Contohnya Usnea longissima
Reproduksi generatif yaitu berdiri sendiri antara jamur dan ganggang yang bersimbiosis, dan vegetatif dengan cara fragmentasi. Manfaat lumut kerak bagi kehidupan manusia diantaranya:
a. Dapat dibuat obat. b. Dapat digunakan sebagai penambah rasa dan aroma. c. Pigmen yang dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus celup indikator pH. d. Pada daerah bebatuan, lumut kerak dapat melapukan bebatuan dan menambah kandungan zat-zat yang dimilikinyaDapat digunakan sebagai indikator pencemaran.

E. Reproduksi
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.

Tulisan yang Lain Silakan Klik

Menulis Karya Ilmiah;>>>> Baca

Cara Merumuskan Pertanyaan Penelitian;>>>> Baca

Fungsi dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah;>>>> Baca

Pembelajaran Menulis Naskah Drama;>>>> Baca

Memahami Pendidikan dan Belajar Orang Dewasa;>>>> Baca

Model Pendekatan Layanan Bimbingan bagi Anak Usia Dini;>>>>>>>>> Baca

Perilaku “Spontan” dan “Reaktif” pada Hewan


Perilaku “Spontan” dan “Reaktif” pada Hewan


Oleh Suhara

Salah satu perdebatan pada kajian mengenai perilaku hewan yang sudah lama berlangsung adalah suatu pertanyaan mengenai apakah perilaku merupakan sesuatu yang bersifat ’spontan” atau merupakan kombinasi dari reaksi-reaksi sederhana terhadap
lingkngan. Kebanyakan ahli fisiologis, secara objektif mengklaim bahwa perilaku adalah semua ‘reaksi’. Hal ini sejalan dengan penemuan adanya gerak refleks yang ditemukan pada hewan. Pada akhirnya para ahli fisiologis menyimpulkan bahwa refleks dan refleks yang dikondisikan hanyalah merupakan elemen dari perilaku. Pavlop mengidentifikasi “insting” dan “refleks” sebagai contohnya adalah kecenderungan seseorang untuk mengumpulkan uang adalah “ suatu insting atau refleks”.
Ada dua opini tentang perilaku, bahwa perilaku merupakan reaksi terhadap mstimulus eksternal. Sementara perilaku “spontan” dipengaruhi faktor dari dalam, misalnya faktor motivasi. Kajian selanjuntnya akan dibuat menjadi dua tahap. Pertama ingin diketahui mengenai stimulus apa yang dapat diterima alat indera suatu hewan. Kedua, stimulus yang efektif yang menyebabkan timbulnya masing-masing reaksi.

Kapasitas Potensi dari Organ Sensori

Kenyataan menunjukkan bahwa alat indera hewan berbeda dengan alat indera manusia. Misalnya beberapa hewan tidak memiliki penglihatan yang sempurna akan tetapi beberapa hewan memiliki pendengaran yang sangat tajam, misalnya kelelawar. Berdasarkan suatu kajian yang sangat hati-hati mengenai kapasitas sensori hampir tidak ada dua spesies yang memiliki kapasitas yang sama. Uexkull (1921) menyatakan bahwa setiap hewan memiliki masing-masing ‘merkwelt’ (persepsi).
Suatu metode klasik yang digunakan untuk tujuan mengetahui kapasitas sensori adalah metode kondisioning (pengkondisian). Pertama kali dikembangkan oleh Von Frisch yang melakukan pengkondisian pada binatang tertentu untuk memperlihatkan respons terhadap stimulus yang diberikan. Misalnya untuk mengathui respons melarikan diri, atau proses
makan. Mungkin yang paling dikenal adalah percobaan Pavlop dengan anjingnya untuk mengetahui reaksi terhadap pemberian makanan. Peneliti lain, Dijkgraaf (1934) menemukan bahwa organ gurat sisi dari ikan minnow (Phoxinus laevis) merupakan organ yang sensitif terhadap stimulus mekanis terhadap gerakan
air. Contoh lainnya adalah orientasi lebah madu terhadap matahari, Walaupun matahari sendiri belum tampak.

Sensitivitas

Pertama kali yang ingin diketahui adalah batas sensitivitas organ sensori. Batasnya adalah: intensitas dan kualitas.
Reseptor visual memiliki ambang batas sampai batas cahaya yang tidak efektif lagi sebagai satu stimulus. Sebagai contoh, seekor serigala (Strix varia) dapat menerkam secara langsung mangsanya yang berjarak 6 kaki ketika intensitas cahaya turun sampai 0, 000.000.73 kandela yang sama besarnya dengan 0,01 – 0,1 intensitas cahaya yang diperlukan manusia untuk dapat melihat.

Penelitian terakhir mengungkapkan bahwa beberapa jenis hewan memiliki sensitivitas terhadap spectrum cahaya yang berbeda dengan mata manusia. Misalnya lebah madu, kurang sensitif terhadap cachaya yang memiliki panjang gelombang yang besar dibandingkan mata manusia. Masalah yang sama ditemukan juga pada intensitas dan kualitas suara. Batas bawah terhadap sensitivitas suara pada setiap hewan berbeda-beda. Yang paling mencolok yaitu pada kelelawar yang dapat mendeteksi suara dengan frekuensi 50.000 gel/det. Begitu pula intensitas dan kualitas stimulus kimia yang dapat diterima oleh kemoreseptor.

Diskriminasi
Kemampuan untuk membedakan stimulus yang berbeda dari satu organ sangat tergantung pada intensitas dan kualitas stimulus. Kemampuan membedakan tersebut bisa untuk mendeteksi cahaya, suara, bahan kimia, atau gabungan beberapa senyawa kimia.
Contoh: anjing memiliki penciuman yang sangat tajam sehingga mampu membedakan bau yang berbeda dari campuran bau-bauan yang berbeda.

Lokalisasi
Kemampuan menentukan lokasi sumber stimulus sangat penting sebab kemampuan tersebut dapat digunakan untuk membedakan organ-organ tingkat “tinggi” daripada tingkat yang lebih “rendah”. Lokalisasi mempunyai dua aspek yaitu: arah dan jarak.
Contohnya pada perkembangan kemampuan organ visual mata. Euglena memiliki mata dengan tingkatan yang paling rendah disusul oleh Planaria dalam kemampuannya mendeteksi cahaya. Mollusca memiliki perkembangan mata yang paling maju diantara invertebrata. Mata manusi merupakan mata yang paling maju dalam perkembangannya

Demikian pula untuk organ lainnya yang mampu membedakan lokasi sumber stimulus. Misalnya telinga, yang memiliki kemampuan untuk membedakan arah datangnya suara. Sementara organ penciuman sangat tergantung pada kontak dengan sumber stimulus tersebut.

Aktual atau Potensi Stimulus
Stimulus Tanda

Dari hasil penelitian diperoleh fakta bahwa tidak semua stimulus yang diterima organ sensori cukup untuk menghasilkan suatu reaksi sebagai tanggapan terhadap stimulus tersebut.
Menurut Tinbergen stimulus eksternal ini tidak perlu sesuai agar efektif. Contohnya, ikan berduri punggung tiga yang betina biasanya mengikuti ikan jantan berperut merah ke sarang
yang telah disiapkan oleh jantan dan meletakkan telur di dalamnya. Akan tetapi, si betina akan mengikuti hampir setiap benda merah kecil yang diberikan kepadanya. Begitu ia ada di
dalam sarang, tidak perlu lagi adanya si jantan atau benda merah. Benda apa pun yang menyentuhnya di dekat dasar ekornya akan menyebabkan ikan betina itu bertelur. Seolah-olah ikan betina berduri punggung tiga ini dipancing dari dalam untuk setiap hal perilaku dan hanya memerlukan satu isyarat khusus untuk melepaskan pola perilakunya. Isyarat yang memicu aksi naluriah tersebut disebut pelepas (release). Begitu respons tertentu dilepaskan, biasanya langsung selesai Walaupun stimulus efektif segera ditiadakan.
Isyarat kimia, yaitu feromon, berfungsi sebagai pelepas penting untuk serangga sosial:
semut, lebah, dan rayap. Banyak diantara hewan-hewan ini mengeluarkan berbagai macam feromon, ada yang mengeluarkan perilaku peringatan bahaya (alarm), perilaku kawin, perilaku mencari makanan, dan lain-lain, pada anggota-anggota lain spesiesnya.
Contoh lainnya adalah bunyi tanda bahaya yang diberikan bebek domestik untuk memberikan panggilan peringatan ketika ada burung pemangsa terbang mendekat. Bunyi tanda peringatan tidak hnya dibunyikan jika ada burung pemangsa saja tetapi jika ada benda yang melayang mirip dengan burung pemangsa ataupun ada burung merpati yang lewat.
Berbagai model burung dibuat oleh Lorenz dan Tinbergen diberikan untuk meneliti respons terhadap burung pemangsa.
Selain itu faktor pelepas bisa juga berupa stimulus kimia, misalnya pada sejenis kupukupu Saturnia pyri dimana yang betina meelepaskan stimulus kimia untuk merangsang jantan melakukan kopulasi.
Suara juga bisa menjadi faktor pelepas. Bruckner (1933) melakukan percobaan pada kelompok induk ayam dengan anaknya. Induk ayam akan bereaksi mencari anaknya jika
mendengar suara anaknya walaupun anaknya tidak terlihat. Percobaan lainnya menunjukkan si induk tetap tidak peduli terhadap anaknya yang dikurung dalam kurungan kaca, walaupun
terlihat anak ayam sedang memanggil-manggil induknya karena tidak terdengan suara anaknya memanggil.
Banyak contoh-contoh lainnya yang memiliki pola yang sama dalam hal faktor pelepas stimulus ini. Misalnya bunyi hewan jantan secara buatan dapat memanggil hewan betinanya, contoh pada belalang atau jangkrik.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, jelaslah bahwa perbedaan antara Umwelth, khususnya Merkwelt, dan lingkungan (Von Uexkull) didasarkan atas kenyataan bahwa spesies-spesies yang berbeda memiliki kapasitas sensori yang berbeda pula.

Mekanisme Pelepas Bawaan (Naluriah)

Telah dijelaskan di bagian depan mengenai perilaku kawin ikan berduri punggung tiga bahwa perilaku perkawinan stimulus eksternal ini tidak perlu sesuai agar efektif. Penelitian Tibergen dan lain-lainnya menunjukkan bahwa hewan dapt dengan mudah diinduksi (dirangsang) untuk bereaksi terhadap pelepas yang tidak sesuai. Sebagai contoh, burung robin jantan mempertahankan wilayahnya akan berulang-ulang menyerang segumpal bulu daripada robin palsu yang tidak memiliki dada merah burung jantan.
. Beberapa stimulus yang tidak sesuai bahkan lebih merupakan pelepas yang efektif daripada stimulus yang normal. Misalnya pada perilaku burung pemakan tiram akan mencoba mengerami sebuah telur raksasa yang bukannya telurnya sendiri atau telur camar. Sepintas tampaknya perilaku seperti itu tidak adaptif, tetapi dua hal perlu dipertimbangkan sebelum membuat penilaian akhir. Pertama, stimulus yang tidak sesuai yang diciptakan agaknya tidak akan dijumpai di alam. Kedua, keefektifan stimulus yang ternyata sama sekali tidak sesuai bagi mata kita menyingkapkan suatu sifat yang penting sekali dari semua perilaku hewan.

Hewan merespons secara selektif terhadap aspek-aspek tertentu dari masukan seluruh sensori yang diterimanya. Semua hewan menjalani hidupnya diserang oleh beribu-ribu pemandangan, bunyi, bau dan lain-lain. Tetapi melalui evolusi, mereka telah mengembangkan saraf yang menyaring data yang mengenai alat inderanya, dan mereka bereaksi untuk mempertahankan hidupnya sepanjang masa.

Perilaku Bawaan pada Mammalia

Lashley (1938) mempelajari perilaku mammalia, khususnya tikus, dan mengambil kesimpulan bahwa perilaku instingtif pada mammalia dipengaruhi oleh stimulus yang kompleks. Tetapi kesimpulan tersebut baru cocok untuk perilaku kawin, seperti pada ikan berduri punggung tiga, tetapi tidak cocok untuk setiap bagian dari elemen tersebut.

Bawaan atau Pengkondisian?

Sejauh ini diskusi yang dilakukan mengenai problem yang menentukan apakah reaksi yang diberikan pada stimulus merupakan faktor bawaan atau bukan. Hal ini sering tidak
memungkinkan untuk diputuskan pada hewan mammalia. Sebagai contoh, pada seluruh spesies dimana induknya yang mengasuh anak, perilakunya pada akhirnya mungkin dikondisikan oleh hewan dewasa dengan berbagai cara. Tetapi bagi individu-individu
tersebut mungkin juga belajar dari pengalaman dengan bagian lain dari lingkungannya, seperti makanan atau predatornya.
Pada buku-buku lama mengenai perilaku bawaan ini menyatakan bahwa perilaku seluruh anggota dari suatu spesies adalah sama karena perilaku bawaan. Tetapi penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa terdapat kesalahan pada kesimpulan tersebut. Sebagai contoh, anak burung penyanyi akan melakukan pengkondisian dan belajar dari spesies yang sama.
Contoh lainnya, misalnya perilaku memelihara anak dari sejenis ikan. Noble dan Curtis (1939) berkolaborasi dengan Baerends dan Baerends (1950), yang meneliti sejenis ikan yang melakukan aktivitas pengasuhan terhadap spesiesnya selama waktu awal
kehidupannya semenjak menetas. Jika sepasang ikan muda diberikan telur dari spesies yang berbeda, mereka mengambil telur-telur tersebut , tetapi segera membunuh anak-anak ikan dari
spesies yang berbeda tersebut segera setelah lahir. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku tersebut merupakan perilaku bawaan bukan karena pengkondisian.

Apakah yang dimaksud dengan Reaksi?
Selama ini ‘reaksi’ dikenal sebagai setiap gerakan yang dilakukan sebagai respons terhadap stimulus yang datang dari luar. Pada beberapa kasus hasil dari stimulus tersebut hanya menghasilkan respons gerakan otot yang sederhana. Misalnya jika kita sentuh antena seekor belalang, maka antena tersebut akan digerakkan. Beberapa perilaku sebagai respons terhadap stimulus yang datang dari luar akan menghasilkan respons yang kompleks, misalnya
perilaku tarian lebah untuk menentukan arah mencari makanan sesuai dengan sudut datangnya sinar matahari. Jadi respons perilaku yang timbul bisa sederhana atau sangat kompleks.

Pelepas Sosial
Banyak respons-respons bawaan yang tergantung pada stimulus yang diberikan oleh individu-individu lain dari spesies yang sama. Telah dijelaskan bahwa perilaku sosial semut, rayap dan lebah. Isyarat kimia, yaitu feromon, berfungsi sebagai pelepas penting untuk serangga sosial: semut, lebah, dan rayap.

Pengertian inovasi Pendidikan;>>>> Baca

DownLoad E-Book Kamus Istilah Sain;>>>> Baca

Pengertian Etika, Moral dan Etiket;>>>> Baca

Lingkungan Estuaria;>>>> Baca

Perkembangan Konsep Kecerdasan atau Inteligensi;>>>> Baca

Langkah-langkah dalam Memberikan Bimbingan Konseling di Sekolah;>>>>>>>>> Baca