Metode Analisi Isi, Reliabilitas dan Validitas dalam Metode Penelitian Komunikasi

Metode Penelitain Komunikasi

Bag 3

Pengertian Analisis Isi

Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi.

Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan-bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat menggunakan analisis isi sebagai teknik/metode penelitian. Holsti menunjukkan tiga bidang yang banyak mempergunakan analisis isi, yang besarnya hampir 75% dari keseluruhan studi empirik, yaitu penelitian sosioantropologis (27,7 persen), komunikasi umum (25,9%), dan ilmu politik (21,5%).

Sejalan dengan kemajuan teknologi, selain secara manual kini telah tersedia komputer untuk mempermudah proses penelitian analisis isi, yang dapat terdiri atas 2 macam, yaitu perhitungan kata-kata, dan “kamus” yang dapat ditandai yang sering disebut General Inquirer Program.

Analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut.

  1. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, naskah/manuscript).

  2. Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut.

  3. Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahan/data-data yang dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi tersebut bersifat sangat khas/spesifik.


Desain Analisis Isi

Setidaknya dapat diidentifikasi tiga jenis penelitian komunikasi yang menggunakan analisis isi. Ketiganya dapat dijelaskan dengan teori 5 unsur komunikasi yang dibuat oleh Harold D. Lasswell, yaitu who, says what, to whom, in what channel, with what effect. Ketiga jenis penelitian tersebut dapat memuat satu atau lebih unsur “pertanyaan teoretik” Lasswell tersebut.

Pertama, bersifat deskriptif, yaitu deskripsi isi-isi komunikasi. Dalam praktiknya, hal ini mudah dilakukan dengan cara melakukan perbandingan. Perbandingan tersebut dapat meliputi hal-hal berikut ini.

  1. Perbandingan pesan (message) dokumen yang sama pada waktu yang berbeda. Dalam hal ini analisis dapat membuat kesimpulan mengenai kecenderungan isi komunikasi.

  2. Perbandingan pesan (message) dari sumber yang sama/tunggal dalam situasi-situasi yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang pengaruh situasi terhadap isi komunikasi.

  3. Perbandingan pesan (message) dari sumber yang sama terhadap penerima yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang pengaruh ciri-ciri audience terhadap isi dan gaya komunikasi.

  4. Analisis antar-message, yaitu perbandingan isi komunikasi pada waktu, situasi atau audience yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang hubungan dua variabel dalam satu atau sekumpulan dokumen (sering disebut kontingensi (contingency).

  5. Pengujian hipotesis mengenai perbandingan message dari dua sumber yang berbeda, yaitu perbedaan antarkomunikator.

Kedua, penelitian mengenai penyebab message yang berupa pengaruh dua message yang dihasilkan dua sumber (A dan B) terhadap variabel perilaku sehingga menimbulkan nilai, sikap, motif, dan masalah pada sumber B.

Ketiga, penelitian mengenai efek message A terhadap penerima B. Pertanyaan yang diajukan adalah apakah efek atau akibat dari proses komunikasi yang telah berlangsung terhadap penerima (with what effect)?


Tahapan Proses Penelitian Analisis Isi

Terdapat tiga langkah strategis penelitian analisis isi.

Pertama, penetapan desain atau model penelitian. Di sini ditetapkan berapa media, analisis perbandingan atau korelasi, objeknya banyak atau sedikit dan sebagainya.

Kedua, pencarian data pokok atau data primer, yaitu teks itu sendiri. Sebagai analisis isi maka teks merupakan objek yang pokok bahkan terpokok. Pencarian dapat dilakukan dengan menggunakan lembar formulir pengamatan tertentu yang sengaja dibuat untuk keperluan pencarian data tersebut.

Ketiga, pencarian pengetahuan kontekstual agar penelitian yang dilakukan tidak berada di ruang hampa, tetapi terlihat kait-mengait dengan faktor-faktor lain.


METODE ANALISIS ISI

Dasar-dasar Rancangan Penelitian Analisis Isi

Prosedur dasar pembuatan rancangan penelitian dan pelaksanaan studi analisis isi terdiri atas 6 tahapan langkah, yaitu (1) merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesisnya, (2) melakukan sampling terhadap sumber-sumber data yang telah dipilih, (3) pembuatan kategori yang dipergunakan dalam analisis, (4) pendataan suatu sampel dokumen yang telah dipilih dan melakukan pengkodean, (5) pembuatan skala dan item berdasarkan kriteria tertentu untuk pengumpulan data, dan (6) interpretasi/ penafsiran data yang diperoleh.

Urutan langkah tersebut harus tertib, tidak boleh dilompati atau dibalik. Langkah sebelumnya merupakan prasyarat untuk menentukan langkah berikutnya. Permulaan penelitian itu adalah adanya rumusan masalah atau pertanyaan penelitian yang dinyatakan secara jelas, eksplisit, dan mengarah, serta dapat diukur dan untuk dijawab dengan usaha penelitian.

Pada perumusan hipotesis, dugaan sementara yang akan dijawab melalui penelitian, peneliti dapat memilih hipotesis nol, hipotesis penelitian atau hipotesis statistik.

Penarikan sampel dilakukan melalui pertimbangan tertentu, disesuaikan dengan rumusan masalah dan kemampuan peneliti.

Pembuatan alat ukur atau kategori yang akan digunakan untuk analisis didasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan penelitian, dan acuan tertentu. Misalnya, kategori tinggi-sedang-rendah, dengan indikator-indikator yang bersifat terukur.

Kemudian, pengumpulan atau coding data, dilakukan dengan menggunakan lembar pengkodean (coding sheet) yang sudah dipersiapkan. Setelah semua data diproses, kemudian diinterpretasikan maknanya.


Teknik Pembuatan Skala pada Analisis Isi

Telah dijelaskan dua macam teknik penskalaan (scaling) yang bertujuan khusus untuk mengukur intensitas. Pertama, metode Q-Sort, menyediakan suatu cara penskalaan universe pernyataan-pernyataan mengenai variabel tertentu. Skala Q-Sort mempergunakan distribusi skala 9 titik. Pada lajur pertama, (Y) berisi 9 point nilai, yang menunjukkan tingkat terendah (1) sampai tingkat tertinggi (9), dan lajur kedua (X) yang menunjukkan persentase pernyataan dalam tiap kategori. Untuk menentukan item-item masuk pada kategori tertentu pada skala yang telah tersedia, dipakai orang-orang yang dianggap sebagai juri penilai. Dalam hal ini perlu ditetapkan keterandalan (reliabilitas) alat ukur, dan kesahihan (validitas) pengukuran.

Kedua, metode skala perbandingan pasangan (pair comparison scaling), yaitu teknik menentukan skala relatif item-item yang tidak melibatkan distribusi nyata. Penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui pernyataan-pernyataan yang paling intens di antara pasangan-pasangan yang mungkin. Keseluruhan metode ini akan menghasilkan suatu skala relatif antaritem.

Reliabilitas dan Validitas

Masalah reliabilitas (keterandalan) dan validitas pengukuran (kesahihan) merupakan 2 hal pokok dalam penelitian yang tidak boleh ditinggalkan. Reliabilitas didefinisikan sebagai keterandalan alat ukur yang dipakai dalam suatu penelitian. Apakah kita benar-benar dapat mengukur dengan tepat sesuai dengan alat atau instrumen yang dimiliki.

Dikenal beberapa jenis reliabilitas, yaitu berikut ini.

  1. Intercoder dan intracoder, yaitu pemberian kode dari luar dan dari dalam.

  2. Pretest, yaitu pengujian atau pengukuran perbedaan nilai antara juri-juri pemberi nilai.

  3. Reliabilitas kategori, yaitu derajat kemampuan pengulangan penempatan data dalam berbagi kategori.

Validitas adalah kesahihan pengukuran atau penilaian dalam penelitian. Dalam analisis isi, validitas dilakukan dengan berbagai cara atau metode sebagai berikut.

  1. Pengukuran produktivitas (productivity), yaitu derajat di mana suatu studi menunjukkan indikator yang tepat yang berhubungan dengan variabel.

  2. Predictive validity, yaitu derajat kemampuan pengukuran dengan peristiwa yang akan datang.

  3. Construct validity, yaitu derajat kesesuaian teori dan konsep yang dipakai dengan alat pengukuran yang dipakai dalam penelitian tersebut.


ANALISIS ISI KUALITATIF

Analisis Wacana

Analisis wacana adalah analisis isi yang lebih bersifat kualitatif dan dapat menjadi salah satu alternatif untuk melengkapi dan menutupi kelemahan dari analisis isi kuantitatif yang selama ini banyak digunakan oleh para peneliti. Jika pada analisis kuantitatif, pertanyaan lebih ditekankan untuk menjawab “apa” (what) dari pesan atau teks komunikasi, pada analisis wacana lebih difokuskan untuk melihat pada “bagaimana” (how), yaitu bagaimana isi teks berita dan juga bagaimana pesan itu disampaikan.

Beberapa perbedaan mendasar antara analisis wacana dengan analisis isi yang bersifat kuantitatif adalah sebagai berikut.

Analisis wacana lebih bersifat kualitatif daripada yang umum dilakukan dalam analisis isi kuantitatif karena analisis wacana lebih menekankan pada pemaknaan teks daripada penjumlahan unit kategori, seperti dalam analisis isi.

Analisis isi kuantitatif digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest (nyata), sedangkan analisis wacana justru memfokuskan pada pesan yang bersifat latent (tersembunyi).

Analisis isi kuantitatif hanya dapat mempertimbangkan “apa yang dikatakan” (what), tetapi tidak dapat menyelidiki bagaimana ia dikatakan (how).

Analisis wacana tidak berpretensi melakukan generalisasi, sedangkan analisis isi kuantitatif memang diarahkan untuk membuat generalisasi.

Model analisis wacana yang diperkenalkan oleh van Dijk sering kali disebut sebagai “kognisi sosial”, yaitu suatu pendekatan yang diadopsi dari bidang psikologi sosial. Menurut van Dijk, ada 3 dimensi yang membentuk suatu wacana sehingga analisis yang dilakukan terhadap suatu wacana harus meliputi ketiga dimensi tersebut, yaitu teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.


Analisis Semiotik (Semiotic Analysis)

Pengertian semiotika secara terminologis adalah ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Menurut Eco, semiotik sebagai “ilmu tanda” (sign) dan segala yang berhubungan dengannya cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya.

Menurut Eco, ada sembilan belas bidang yang bisa dipertimbangkan sebagai bahan kajian untuk semiotik, yaitu semiotik binatang, semiotik tanda-tanda bauan, komunikasi rabaan, kode-kode cecapan, paralinguistik, semiotik medis, kinesik dan proksemik, kode-kode musik, bahasa yang diformalkan, bahasa tertulis, alfabet tak dikenal, kode rahasia, bahasa alam, komunikasi visual, sistem objek, dan sebagainya

Semiotika di bidang komunikasi pun juga tidak terbatas, misalnya saja bisa mengambil objek penelitian, seperti pemberitaan di media massa, komunikasi periklanan, tanda-tanda nonverbal, film, komik kartun, dan sastra sampai kepada musik.


Analisis Framing

Analisis Framing adalah bagian dari analisis isi yang melakukan penilaian tentang wacana persaingan antarkelompok yang muncul atau tampak di media. Dikenal konsep bingkai, yaitu gagasan sentral yang terorganisasi, dan dapat dianalisis melalui dua turunannya, yaitu simbol berupa framing device dan reasoning device. Framing device menunjuk pada penyebutan istilah tertentu yang menunjukkan “julukan” pada satu wacana, sedangkan reasoning device menunjuk pada analisis sebab-akibat. Di dalamnya terdapat beberapa ‘turunan’, yaitu metafora, perumpamaan atau pengandaian. Catchphrases merupakan slogan-slogan yang harus dikerjakan. Exemplar mengaitkan bingkai dengan contoh, teori atau pengalaman masa silam. Depiction adalah “musuh yang harus dilawan bersama”, dan visual image adalah gambar-gambar yang mendukung bingkai secara keseluruhan. Pada instrumen penalaran, Roots memperlihatkan analisis sebab-akibat, Appeals to principles merupakan premis atau klaim moral, dan Consequences merupakan kesimpulan logika penalaran.

Sumber Buku Metode Penelitian Komunikasi Karya Bambang Setiawan

60 Comments

  1. Bagaimana cara dalam pengukuran penelitian psikologi?
    Saya adalah seorang mahasisiwi kesehatan masyarakat semester akhir, dan saya tertarik untuk melakukan penelitian (dalam rangka tugas akhir)tentang kondisi emosional ibu pasca melahirkan (yang lebih dikenal dengan baby blues).
    Apakah saya cukup menilai gejala baby blues dengan skala nominal (ada gejala atau tidak ada gejala) atau ordinal (misal: sangat cemas, cemas cukup cemas, tidak cemas, dan sangat tidak cemas dengan melakukan skoring pada kuesionair)dan dengan metode wawancara.
    Apakah hal ini cukup valid?
    Adakah rujukan pengklasifikasian gejala emosional ibu pasca melahirkan?
    Buku atau alamat website manakan yang dapat saya jadikan rujukan?
    Atas bantuannya saya ucapkan terima kasih.
    Saya sangat berterima kasih jika ada yang memberi informasi melalui email saya di: ana_aljembery@yahoo.com

  2. saya membutuhkan susunan secara teknis pembuatan skripsi dengan metodologi analisis isi tentang pro kontra poligami dalam film berbagi suami. mulai dari pendahuluan, landasan teori, metodologi, dan yang terpenting susunan saat menganalisis. ini saya tinggalkan no telpon jika sudah ada jawaban dari pertanyaan saya. 085646431282 nuri

  3. saya saat ini sedang membuat penelitian tentang berita kasus BLBI dari harian kompas dan media indonesia. pertanyaanya adalah bagaimana saya harus menelitinya apakah dengan perbandingan atau dengan pendekatan semantik. terima kasih.

  4. apakah boleh penentuan sampel berdasarkan rumus tersendiri tidak bedasarkan teknik sampling probabilitiy……….bapak pernah denger buku metode penelitian kuantitatif karya subhana sudrajat…tolon hubungi saya secepatnya di nomor 085224187353

  5. saat ini saya sedang mengerjakan skripsi dengan judul kontrol sosial dalam pemberitaan televisi.. tapi saya masih bingung dengan kategorisasinya… kira-kira apa saja yg dpt dipakai sebagai kategorisasi dalam kontrol sosial pada pemberitaan??

    mohon bantuannya ya pak..

    terimakasih

  6. saat ini saya sedang mengerjakan skripsi dengan judul objektivitas pemberitaan Soeharto di majah tempo edisi khusus.Di struktur kategorinya saya menggunakan teori Mc. Quail, tapi saya masih bingung.. bagaimana cara mengukur relevansi, kebenaran, keseimbangan dan netralitas. tolong berikan uraian yang jelas dan batasannya sampai dimana saja??
    email r4gheb4ll4meh@yahoo.com
    mohon bantuannya pak…

    terima kasih

  7. Selamat siang pak….

    Mohon izin pak, saya `crown`. Salah satu mahasiswa PTK, Perguruan Tinggi Kedinasan, mohon izin bertanya kalau diperbolehkan…

    Begini pak, saya mendapatkan tugas dosen mata kuliah STATISTIKA II tentang mencari dan menganalisis skripsi, jurnal ilmiah, tulisan ilmiah yang menggunakan METODE yang SALAH dalam pengerjaannya. Misalnya begini pak, dalam STATISTIKA II kami diajarkan tentang Penggunaan software SPSS, tipe2 data, dll, contoh kasus metode yang salah adalah ada tipe datanya berjenis kuliatitatif tetapi diuji atau menganalisis hubungan dengan menggunakan uji-uji yang seharusnya diterapkan pada data berjenis kuantitatif. Nah itu metodenya salah kan pak. Apakah bapak pernah menemukan hal-hal yang seperti itu?? Jikalau bapak tidak berkeberatan bisakan Bapak membantu saya?? email saya valk_in_walk@yahoo.com
    sekali lagi mohon bantuannya ya pak, Terima Kasih Banyak

  8. Salam kenal Pak,,,, saya mahasiswi London School jur komunikasi sedang mengerjakan skripsi tentang novel menggunakan analisis wacana pragmatik. … Bpk tau teori tentang ketentuan brp wacana yg bisa dipakai… yg kelipatan 6 itu pak? klo ga salah teori Stample. saya mencari di perpus tidak ada bukunya. mohon bantuannya pak…trimakasih

  9. pak, saya sedang mengerjakan skripsi berjudul kajian tentang kode etik jurnalistik dewan pers pasal 3 yang berisi wartawan indonesia menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi serta menerapkan asas praduga tak bersalah. media cetak yang saya teliti adalah salah satu tabloid hiburan terkemuka yang terbit mingguan. yang saya mau tanyakan, berapa bulankah edisi tabloid yang efektif untuk dianalisis isi ? apakah tiga bulan sudah cukup ? mohon dibalas ya pak .. Terima kasih
    email saya : arie_olivia@yahoo.com

  10. assalamualaikum Wr.Wb
    perkenalkan nama saya ratu nisa, saya mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta. saat ini saya sedang mengerjakan skripsi yang berjudul hubungan perubahan fisik di masa perimenopause dengan kepercayaan diri pada wanita dewasa madya
    saya ada kesulitan dalam pengolahan data penelitian skripsi.
    setelah saya mengolah data hasil penelitian (pasca try out), saya menemukan 11 item tidak valid dari 36 item kepercayaan diri dengan nilai reliabilitas 0,758. dari 11 item tersebut, 4 diantaranya tidak dapat mencerminkan 2 indikator kepercayaan diri, yaitu pada dimensi kognitif (indikator: memandang keberhasilan atau kegagalan tergantung dari usaha sendiri)dan afekti(indikator memiliki pengendalian diri yang baik).
    yang saya tanyakan:
    1) apakah kedua indikator tersebut harus dibuang atau tetap dipertahankan?
    2) bila di pertahankan apakah tidak bermasalah?
    3) bila ke empat item tersebut dibuang, apakah berarti saya harus merombak hasil try out dan teori tersebut? masalhanya saya hanya memiliki 2 idikator dari dimensi afektif yaitu tidak merasa kesepian dan memiliki pengendalian diri yang baik.
    4)bagaimana dengan kategorisasi perubahan fisik dimasa perimenopausenya, apakah juga sama dengan kategori sasi kepercayaan diri (tinggi, sedang, rendah)?
    tolong di balas ke email saya ya pak.
    email: rni_psiuin@yahoo.co.id
    terimakasih ya pak..

  11. assalamualaikum Wr.Wb
    perkenalkan nama saya ratu nisa, saya mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta.
    saya ada kesulitan dalam pengolahan data penelitian skripsi.
    setelah saya mengolah data hasil penelitian (pasca try out), saya menemukan 11 item tidak valid dari 36 item kepercayaan diri dengan nilai reliabilitas 0,758. dari 11 item tersebut, 4 diantaranya tidak dapat mencerminkan 2 indikator kepercayaan diri, yaitu pada dimensi kognitif (indikator: memandang keberhasilan atau kegagalan tergantung dari usaha sendiri)dan afekti(indikator memiliki pengendalian diri yang baik).
    yang saya tanyakan:
    1) apakah kedua indikator tersebut harus dibuang atau tetap dipertahankan?
    2) bila di pertahankan apakah tidak bermasalah?
    3) bila ke empat item tersebut dibuang, apakah berarti saya harus merombak hasil try out dan teori tersebut? masalhanya saya hanya memiliki 2 idikator dari dimensi afektif yaitu tidak merasa kesepian dan memiliki pengendalian diri yang baik.
    4)bagaimanakah dengan kategorisasi perubahan fisik di masa perimenopause, apakah sama dengan kepercayaan diri (tinggi, rendah, sedang)?

  12. Bapak/Mas yang terhormat…

    Saya sedang bikin skripsi dg judul Persepsi masyarakat kota X tentang
    Kapolsek yang ideal(dilihat dari aspek
    usia,sex,pendidikan,etnis,agama).semua udah saya siapakan, dan mohon
    penjelasan bagaimana analisa datanya? nanti data menggunakan data
    kuantitatif,prosentase.Misal masyarakat memilih kapolsek wanita
    70%,laki30%.milih yang jawa 25%,sunda20%,sama saja 55%.
    Bagaimana teknik analisa datanya,pake rumus apa,lihat di buku apa,mohon
    pencerahan….
    thamks

  13. Untuk Mas Tono Trim Kunjungannya di blog ini
    Data diambil dengan menggunakan quesioner yang telah divalidasi, untuk analisinya anda dapat menggunakan analisis deskriptip kuantitatif dengan rumus statistika deskriptif, banyak terdapat di buku-buku seperti bukunya Sugiyono, prof Sutrisno, Suharsimi arikunto dsb.

  14. makasih sebelumnya kumendan….
    kuesioner sudah saya buat dan sudah di uji coba, dan sudah di nyatakan valid.bagaimana mengecek reliabilitasnya dan mohon agak di perjelas rumus statistik deskriptif…
    sebenarnya saya sudah ngerti, tapi pembimbing saya Prof…….(terkenal deh) mengatakan pake chi square, sudah saya cari2,tp kok belum mantep.mohon petunjuk……..

  15. Pak, saya mengadakan penelitian kualitatif yang melibatkan analisis isi kuantitatif.
    topik yang saya ambil tentang komunikasi politik.
    yang mau saya tanyakan, apa ada kategoisasi tentang pesan politik?? misalnya pesan yang menimbulkan ketakutan, humor, emosional, dll.

    kalo ada, apa bapak tahu buku yang bisa saya baca mengenai itu. karena terus terang saya bingung sekali tentang analisis isi.

    mohon ditanggapi ya pak…terima kasih
    ifebru@yahoo.com

  16. Pak, bagaimana dengan menggunakan teori analisis isi untuk mengkaji keberpihakan media cetak terhadap satu peristiwa? dan teori keberpihakan media ada atau tidak? jika tidak apa refrensinya pakde.
    mohon pencerahannnya

  17. bapak yang terhormat, saya sangat apreciate sekali dengan adanya forum yang bapak ampu ini. saya seorang mahasiswa yang sedang melakukan penelitian kuantitatif tentang film yakni analisis isi adegan sadisme dalam film, saat ini saya mengalami kesuliatan dalam menentukan unit analisis yang dalam hal ini adalah literatur unit analisa dalam menganalisis adegan dalam film. jika bapak berkenan sekiranya memberikan “pencerahan” kepada saya mengenai perihal unit analisa ini, atau jika memiliki sumber yang bisa saya gunakan dlm penelitian. terima kasih banyak,
    semoga pendidikan kita semakin maju…
    salam.

  18. assalamualaikum bapak
    saya mahasiswa IAIN Ar-Raniry Banda aceh
    sebenarnya pembahasan metode analisis ini bagaimana sih sebetulnya. apa hanya gambaran saja bahwa semua itu sudah valid atau hanya analisis saja? masak yang kita ketahui sekrang hanya masalah analisis saja tadak pada realita nya tetapi menggambar kan kepada hal dari pada yang lain

  19. salam sukses selalu…….
    perkenalkan saya nurdin, mahasiswa muhammadiyah pontianak. Saya bingung mau angkat judul apa? ada saran??????
    Saya sangat berterima kasih dengan adanya forum ini……
    Syukron….. tolong kirim ke alamat saya ya pak….
    wass…

  20. ADA YG TAU GAK ANGKA RELIABLE DARI TEORI YG BERBEDA2? TERUTAMA TEORI2 YG MENYATAKAN SELAIN 0,3-0,6 ………… LAGI BUTUH BANGET NIH PAK ……………..
    TOLONG SHARE KEPADA SAYA INFONYA YA PAK…….PLZ.

  21. saya mau tanya pak.

    1. syarat atau kriteria untuk uji validitas apa saja yah pak?

    2. saya ingin minta nama buku (referensi) untuk syarat atau kriteria tersebut.

    karena, bila saya tidak salah responden untuk uji validitas tidak boleh sama dengan responden untuk penelitian, namun saya tidak nama buku untuk menjadi landasan pendapat saya tersebut.

    terima kasih sebelumnya

  22. thanks god…………..
    udah ngobrak abrik gramed tapi gak da buku yang ngejelasin analisis content………..

    tengkyu……..teng……….
    metode kualitatif emang memeras otak……….

  23. maaf pak, saya ingin meneliti tentang efektivitas media promosi kesehatan tentang Inisiasi menyusu dini terhadap perubahan pengetahuan dan sikap ibu, kira2 desainnya yang sesuai seperti apa ya pak?mohon saran dan bantuannya.makasi

  24. assalamu alaikum pak. saya seorang mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi saya tentang pengukuran kinerja CSR dengan menggunakan metode content analysis, tapi saya kekeurangna data tentang content anlysis. Jadi, kalo tidak keberatan,kalo bisa saya ingin meminta apakah itu jurnal,or e-book tentang contant analysis, terima kasih sebelumnya^^

  25. bapak saya ingin lebih tahu secara detail mengenai anlisis konten terhadap novel peranakan Tionghoa dalam hal ini spesifikasi karya Kwee tek Hoay yang bertajuk Bunga Roos dari Tjikembang,, yang saya maksudkan adalah korelasi novel ini antara sastra dan sejarah,,

    terima kasih

  26. Salam Bapak.
    Pak, saya mahasiswa komunikasi jurusan jurnalistik. saat ini saya meneliti tentang analisis isi, saya bingung apa yang menjadi variabel di konsep operasionalnya. Judul proposal saya mengenai pemberitaan di koran tentang analisis isi berita Noerdin M. Top pasca kematiannnya.
    Tolong saya pak..,,, (^_^)

  27. salam pak…
    pak saya mahasiswa komunikasi jurnalistik…
    aduh pak saya bingung juga mengenai variabel di konsaep operasionalnya..judul saya tt perbandinan perbandingan media massa lokal…
    tolooong saya pak 🙂
    trims

  28. tulisan bpk bagus sangat membantu sy dalam menyiapkan bahan diskusi kelompok. namun sy masih ada masalah tentang metode dan teknik. apa bedanya metode demonstrasi dan teknik demonstrasi?bisa bpk jelaskan?sy mohon penjelasannya.

  29. saya sedang meneliti pesan-pesan dari sebuah majalah, dan yang saya teliti keseluruhannya kemudian saya mengambil 3 tulisan dari tiap-tiap rubiknya. dan saya menggunakan model van djik, apakah pas, sedangkan rumusan masalahnya adalah seperti apa pesan-pesan yang disampaikan dari majalah tersebut(lebih mengarah kemana). mohon jawababnya. terimakasih.

  30. Pak saya mau nanya
    bagai mana cara menolah data analisis isi dengan metode deskriftif kuantitatif?
    pak?
    karena saya bingung harus mengunakan rumus apa dan apa yang mesti di hitung karena semua berbentuk kategori nya berbentuk kata kata semua

Tinggalkan komentar