PERKEMBANGAN DAN RUANG LINGKUP SOSIOLOGI EKONOMI

PERKEMBANGAN DAN RUANG LINGKUP SOSIOLOGI EKONOMI

Secara historis perkembangan pemikiran Sosiologi Ekonomi antara lain disebabkan oleh berkembangnya paham-paham, pemikiran-pemikiran dan teori-teori tentang ekonomi yang melihat cara kerja sistem ekonomi dengan menekankan pula pada aspek-aspek non-ekonomi.

Paham-paham, pemikiran-pemikiran dan teori-teori yang mendukung perkembangan Sosiologi Ekonomi tersebut antara lain: Paham Merkantilisme, yang berpandangan, bahwa kekayaan dianggap sama dengan jumlah uang yang dimiliki oleh suatu negara dan cara untuk meningkatkan kekuasaan adalah dengan meningkatkan kekayaan negara.

Ekonomi Sebagai Subsistem Masyarakat

Di dalam kehidupan masyarakat sebagai satu sistem maka bidang ekonomi hanya sebagai salah satu bagian atau subsistem saja. Oleh karena itu, di dalam memahami aspek kehidupan ekonomi masyarakat maka perlu dihubungkan antara faktor ekonomi dengan faktor lain dalam kehidupan masyarakat tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain; faktor kebudayaan, kelompok solidaritas, dan stratifikasi sosial.

Faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh yang langsung terhadap perkembangan ekonomi. Faktor kebudayaan; ada nilai yang mendorong perkembangan ekonomi, akan tetapi ada pula nilai yang menghambat perkembangan ekonomi. Demikian pula dengan kelompok solidaritas, dalam hal ini yakni keluarga dan kelompok etnis, keluarga terkadang mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi terkadang pula memperlambat.

Pemahaman Ekonomi dan Sosiologi sebagai Disiplin Ilmu

Baik ekonomi maupun sosiologi merupakan disiplin ilmu dengan tradisi ilmu yang mapan. Munculnya ekonomi sebagai disiplin ilmu dapat terlihat dari fenomena ekonomi sebagai suatu gejala bagaimana cara orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap jasa dan barang langka yang diawali oleh proses produksi, konsumsi dan pertukaran.

Dengan sendirinya dalam pemenuhan kebutuhannya atau dalam melakukan tindakan ekonomi, seseorang akan berhubungan dengan institusi-institusi sosial seperti pasar, rumah sakit, keluarga dan lainnya. Smelser kemudian mendefinisikan ilmu ekonomi: “Studi mengenai cara manusia dan masyarakat memilih, dengan atau tanpa memakai uang, untuk menggunakan sumber daya produktif yang dapat mempunyai alternatif untuk menghasilkan berbagai komoditi dan mendistribusikannya untuk konsumsi, sekarang atau masa depan, di antara berbagai orang dan kelompok orang dalam masyarakat.

Sedangkan sosiologi merupakan disiplin ilmu yang berkembang manakala masyarakat menghadapi ancaman terhadap hal-hal yang selama ini dianggap sebagai hal-hal yang memang sudah seharusnya demikian, benar dan nyata. Kelahiran sosiologi berawal dari Eropa Barat di mana terjadi proses-proses perubahan seperti pertumbuhan kapitalisme pada akhir abad ke-15; perubahan-perubahan di bidang sosial dan politik perubahan yang berkenaan dengan reformasi Martin Luther, meningkatnya individualisme; lahirnya ilmu pengetahuan modern, berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri, dan revolusi industri pada abad ke-18 serta revolusi Perancis.

Sosiologi Ekonomi

Sosiologi ekonomi mempelajari berbagai macam kegiatan yang sifatnya kompleks dan melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumen barang dan jasa yang bersifat langka dalam masyarakat.

Jadi, fokus analisis untuk sosiologi ekonomi adalah pada kegiatan ekonomi, dan mengenai hubungan antara variabel-variabel sosiologi yang terlihat dalam konteks non-ekonomis.

Proses Produksi

Dalam sebuah proses produksi, rumah tangga produksi (organisasi produksi) dan rumah tangga konsumen dilibatkan. Proses produksi membutuhkan perangkat teknis, yaitu faktor-faktor produksi (secara lebih spesifik adalah faktor modal seperti mesin-mesin pabrik dan sumber daya alam sebagai bahan baku). Untuk melangsungkan proses itu diperlukan tenaga kerja yang juga menjadi faktor produksi. Dalam sebuah proses produksi diperlukan pula peranan okupasi untuk memungkinkan produksi barang dan jasa oleh rumah tangga produksi (organisasi produksi). Terdapat dua macam organisasi produksi, yaitu organisasi formal dan informal.

Proses produksi ini dalam pandangan sosiologis ternyata memiliki peran yang cukup vital dalam rangka mempertahankan eksistensi (keberadaan) sebuah masyarakat. Proses produksi dilihat sebagai institusi ekonomi berperan untuk mengadakan kebutuhan-kebutuhan ekonomis sebuah masyarakat. Oleh karena itu, proses produksi tidak hanya dilihat dari segi ekonomis tetapi juga sosiologis yang mempunyai peran subsisten dalam sebuah struktur masyarakat.

Proses Distribusi atau Tukar-Menukar

Dengan mempelajari ciri-ciri pasar yang di dalamnya terdapat tukar-menukar dan menjadi ajang pertemuan antara produsen dan konsumen, kita dapat menilai apakah kepentingan ekonomis dapat dijembatani dengan kepentingan sosiologis. Akan lebih menguntungkan apabila keduanya dapat dijembatani sehingga kelanggengan masyarakat dapat dipertahankan.

Dalam proses pertukaran atau distribusi ini terlihat proses relasi antara rumah tangga produksi dan rumah tangga konsumsi. Sebenarnya bukan dalam hal distribusi barang hasil produksi saja proses ini terlihat tetapi ketika rumah tangga konsumsi menyediakan faktor-faktor produksi pun proses ini sudah terlihat yaitu distribusi faktor-faktor produksi yang meliputi: sumber daya alam, sumber daya manusia, dan modal. Dengan mencermati proses distribusi kita dapat melihat secara sosiologis bagaimana kegiatan masyarakat berkegiatan dalam bidang ekonomi. Dalam proses inilah yang merupakan relasi antara permintaan dan penawaran kita semakin melihat manusia sebagai makhluk ekonomis dan juga makhluk sosial.

Jenis Perubahan Sosial

Setiap masyarakat mempunyai kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan. Namun ciri penting kehidupan manusia adalah tingkat perubahan yang dialaminya.
Dalam mengamati perubahan ekonomi, sosial, politik, para teoritis menggunakan berbagai label dan kategori teoritis yang berbeda untuk menggambarkan ciri-ciri dan struktur masyarakat lama yang telah runtuh dan tatanan masyarakat baru yang sedang terbentuk. Tonnies menggunakan istilah Gemeinschaft dan Gesellschaft, Durkheim mengamati dengan solidaritas mekanik dan organik, Comte menguji dengan tiga tahap perkembangan, yaitu teologi, metafisik, dan positif.

Aspek Sosiologi Pembangunan Ekonomi

Proses pembangunan dalam sebuah masyarakat bergerak dalam suatu garis lurus, yaitu dari masyarakat yang terbelakang ke masyarakat yang maju. Rostow membagi proses perkembangan masyarakat menjadi lima tahap, yaitu masyarakat tradisional, prakondisi lepas landas, lepas landas, bergerak ke kedewasaan, dan zaman konsumsi masal yang tinggi. Rostow juga membicarakan tentang akan adanya sekelompok wiraswasta, yaitu orang-orang yang berani melakukan tindakan ekonomi dengan risiko

Perubahan Struktur yang Terkait dengan Pembangunan

Dalam proses pembangunan akan selalu melibatkan diferensiasi struktural. Hal ini terjadi karena dalam proses pembangunan, ketidakteraturan struktur masyarakat yang menjalani berbagai fungsi sekaligus akan dibagi dalam substruktur untuk menjelaskan satu fungsi yang lebih khusus.

Demikian pula halnya dengan sistem ekonomi. Perubahan yang terjadi dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern tentunya membawa pengaruh bagi sistem ekonomi yang berada di dalam struktur yang berubah itu. Diferensiasi dalam kegiatan ekonomi tersebut dapat dianalisis dalam tiga masalah pokok; teknologi yang diaplikasikan dalam industri; nilai-nilai yang mengatur tingkah laku ekonomi; dan organisasi industri.

Konsep Pasar dengan Persaingan Bebas

Pasar bebas yang dijiwai oleh individualisme terciri lewat prinsip kebebasan dan kemandirian manusia yang hakiki maka biarkanlah manusia mengatur perekonomiannya sendiri, negara tak perlu ikut campur karena hukum alam yang mewujud dalam the invisible hand akan mengatur itu (asumsi Laisser Faire). Negara pun sebagai institusi yang dibentuk oleh individu agar menjadi alat pencapaian kepentingan tidak perlu merisaukan kecenderungan manusia yang lebih mementingkan dirinya sendiri dan mencari nikmat. Walaupun manusia pencari kenikmatan tetapi kenikmatan itu adalah kenikmatan bagi sebagian besar orang bukan segelintir saja (utilitarianisme). Dan, mekanisme itu semakin dijaga dengan perencanaan dan penghitungan yang matang berdasarkan dalil optimalitas Pareto, karena pastilah sebuah sistem perekonomian, terlebih lagi sistem perekonomian pasar bebas, menginginkan alokasi yang efisien dan produktif.

Dengan memahami hal ini kita mengetahui bahwa pasar bebas sebagai sebuah sistem ekonomi yang meminimkan campur tangan negara bahkan jika dapat ditiadakan dan menyerahkan keberlangsungan sistem itu pada dinamika pasar (pertemuan permintaan dan penawaran), yang dilatarbelakangi oleh paham individualisme, utilitarianisme, optimalitas atau efisiensi Pareto, serta asumsi laissez faire. Masing-masing paham dan konsep memiliki andil dalam membentuk wajah pasar bebas yang ada saat ini (WTO).

Memahami Kritik terhadap Pasar Bebas
Secara singkat kita melihat bahwa banyak kritik dapat dilontarkan terhadap pasar bebas karena secara etis pasar bebas sendiri tidak begitu mendapat dasar yang kuat dan secara praktis pasar bebas ternyata mengandung berbagai kelemahan yang mungkin sebelumnya tidak diperkirakan atau memang sudah tetapi dibiarkan saja, seperti: kecenderungan monopoli dan tidak meratanya pendapatan untuk setiap pelaku ekonomi.

Konsep Rasionalitas dalam Pengelolahan Pasar Bebas dan Kegagalannya
Rasionalitas yang kaku tanpa memikirkan kemultidimensionalan manusia akan menemui kegagalan seperti ketika para ekonom ortodoks memformulasikan pasar bebas (sistem ekonomi pasar) yang terwujud saat ini. Kegagalan itu tampak dalam adanya informasi asimetrik dalam pasar, eksternalitas, dan kecenderungan monopoli dalam pasar bebas. Sebelumnya, kegagalan itu ditandai dengan adanya banyak dilema seperti dilema efisiensi dan pemerataan serta kasus Nash (The Prisoner’s Dilemma). Untuk menyikapi, (kegagalan itu) reevaluasi atas rasionalitas perlu dilakukan dan dicoba diterapkan untuk memperbaiki kegagalan tersebut. Rasionalitas seperti itu telah dipaparkan dalam bagian tadi yang di antaranya meliputi: keterbukaan dan intervensi pemerintah.

Ukuran Dampak Mobilitas

Data dan informasi mengenai mobilitas penduduk sangat penting artinya bagi kebijakan persebaran penduduk dan pembangunan daerah, yang dikaitkan dengan daya dukung dan daya tampung suatu wilayah, dan dengan strategi penentuan tempat-tempat industri yang menarik penduduk untuk bermukim dan sebagainya. Akan tetapi untuk mendapatkan data yang akurat diperlukan pencatatan yang akurat pula, terlebih mengenai data mobilitas. Data mobilitas terbagi menjadi dua, yaitu data tentang individu, dan data tentang populasi atau agregat.

Mobilitas tidak hanya dipandang melalui pendekatan ekonomi, tetapi juga dilihat melalui pendekatan sosial dan politik. Namun karena sebagian besar dari alasan pindah ke kota adalah alasan ekonomi maka ada beberapa model ekonomi untuk migrasi dari desa ke kota, yaitu: model biaya (cost/benefit); model pendapatan yang diharap (expected income); model pertautan antarsektoral (intersectoral linkage).

Konsekuensi Sosial dan Mobilitas

Di antara banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya mobilitas penduduk, pada umumnya faktor ekonomi dianggap sebagai alasan utama mengapa terjadi mobilitas penduduk dari desa ke kota. Mobilitas penduduk mengubah struktur ekonomi masyarakat desa yang semula berorientasi pada ekonomi keluarga menjadi ekonomi pasar.

Di samping itu mobilitas penduduk dari desa ke kota menjadi salah satu kekuatan yang mengubah kehidupan sosial masyarakat desa. Perubahan-perubahan tersebut antara lain : perubahan gaya hidup, peranan wanita, kehidupan remaja, struktur keluarga dan jaringan kekerabatan, hubungan antara anak dan orang tua, solidaritas sosial, hubungan patron-klien, dan partisipasi politik.

Sumber Daya
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Dengan semakin berkembangnya teknologi yang mengelola sumber daya alam, teknologi harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat, dengan tetap memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup sehingga teknologi nantinya bukanlah menjadi masalah baru dan berat di dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Ekonomi Eksternal

Peranan relatif sumber daya alam dalam perkembangan ekonomi cenderung untuk turun bila perekonomian itu semakin berkembang. Hal ini disebabkan antara lain oleh karena ada beberapa kondisi terhambatnya penggunaan optimal dari sumber daya alam yang disebabkan oleh kegiatan perekonomian.

Dengan perkembangan ekonomi, banyak sumber daya alam yang harus diolah sehingga akan mengurangi sumber daya alam yang ada, khususnya sumber daya alam yang bersifat sebagai persediaan. Demikian pula sumber daya alam yang bersifat dapat pulih, bila penggunaannya tidak hati-hati maka sumber daya alam jenis ini akan menjadi langka. Namun dengan semakin langkanya sumber daya alam yang tersedia mendorong kemajuan dengan menciptakan barang-barang substitusi dan menimbulkan semangat menciptakan inovasi. Dengan demikian, manusia diharapkan dapat mengembangkan teknologi sambil memanfaatkan sumber daya alam lingkungan dan meningkatkan kualitas lingkungannya.

Analisis Ekologi, Organisasi Ekologi dan Stratifikasi

Pengelolaan lingkungan hidup oleh manusia adalah bagaimana manusia melakukan upaya agar kualitas manusia makin meningkat, sementara kualitas lingkungan juga makin baik. Dalam rangka pengembangan lingkungan hidup maka manusia dan masyarakat menduduki peranan sangat menentukan. Manusia dan masyarakat bisa jadi perusak, tetapi bisa juga menjadi pembangun lingkungan. Tanpa manusia dan masyarakat tidak ada masalah lingkungan hidup.
Sumber buku Sosiologi Ekonomi karya Manase Malo
Masalah lingkungan justru timbul akibat ulah manusia dan masyarakat. Dengan demikian yang perlu diusahakan adalah manusia dan masyarakat tergerak terdorong kesadaran diri untuk mengembangkan lingkungan hidup.

Pemahaman Aspek-aspek pemerataan pembangunan Nasional

Pembangunan suatu negara tidak hanya dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga harus dilihat dari segi pemerataan pembangunan itu sendiri sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan suatu negara. Ketidakmerataan dalam suatu pembangunan nasional sesungguhnya tidak terbatas dari masalah kemiskinan saja. Golongan masyarakat miskin muncul sebagai akibat perubahan struktur ekonomi menuju modern yang tidak seimbang. Model perubahan struktur yang disampaikan Lewis belum bisa menciptakan terwujudnya pertumbuhan dan pemerataan, khususnya di negara-negara berkembang. Teori trickle down effect yang menyatakan bahwa dengan pertumbuhan ekonomi, ketimpangan-ketimpangan ekonomi dapat teratasi dengan jalan penetesan hasil pertumbuhan ekonomi dari lapisan atas ke lapisan bawah, tidak dapat digunakan lagi.

Pemerataan dan Masalah Kemiskinan

Ketidakmerataan dalam pembangunan nasional sesungguhnya tidak terlepas dari kemiskinan. Bila dalam suatu pembangunan mengabaikan pemerataan ekonomi maka dampak yang timbul dari pembangunan tersebut adalah masalah-masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial.

Pemerataan input merupakan usaha untuk mendistribusikan kesempatan-kesempatan dalam segala sektor kehidupan masyarakat dengan seadil-adilnya dengan mengusahakan program-program penunjang sebagai suatu proses awal. Kemudian berlanjut pada pemerataan proses, yang mulai membedakan faktor status sosial, suku, pendidikan, agama dan kondisi ekonomi. Sedangkan pemerataan output cenderung melihat bagaimana keberhasilan seseorang dalam mengakomodasikan kesempatan-kesempatan pemerataan yang telah diberikan untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Kerangka Pemikiran Menuju Pemahaman Realitas Sumber Daya Manusia

Dalam memahami realitas sumber daya manusia secara luas pada tempat tertentu, dibutuhkan beberapa pendekatan atau pun kerangka pandang yang cukup memadai. Salah satu pendekatan yang selama ini dipakai adalah pendekatan kependudukan.

Melalui pendekatan kependudukan dapat diambil berbagai macam keuntungan, antara lain: dapat diketahui informasi dasar tentang penduduk yang mencakup distribusi penduduk, karakteristik dan perubahan-perubahannya. Dengan melihat distribusi penduduk pada umumnya dimaksudkan untuk menganalisis dinamika perkembangan penduduk dan kebutuhannya. Hal ini terutama dikaitkan dengan variabel-variabel demografi, yaitu: kelahiran, kematian, perkawinan, gerak penduduk teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status) yang mempengaruhi sumber daya masyarakat secara umum.

Kualita Hidup sebagai Tolok Ukur Realitas Sumber Daya Manusia

Dalam memahami realitas sumber daya manusia, diperlukan kajian yang lebih operasional sehingga penjelasan yang memadai terhadapnya dapat diperoleh. Salah satu bentuk kajian operasional tersebut dapat dilihat dari kerangka pandang demografi atau studi tentang kependudukan. Banyak teori-teori dalam studi kependudukan, berkembang dan cukup dapat menjadi pisau analisis kita dalam memahami sumber daya manusia secara umum (walau kita tidak boleh lepas dari otokritik terhadapnya) seperti teori Malthus atau teori transisi demografis. Satu hal yang penting untuk diingat adalah bahwa mempelajari penduduk, tidak terbatas hanya dalam angka-angka saja. Para ahli kependudukan beraliran sosial malah mengatakan bahwa perubahan penduduk merupakan hasil dari kondisi sosial-ekonomi penduduk yang bersangkutan. Berarti selain studi-studi kuantitatif dapat diadakan, penduduk juga dapat dipelajari dengan pengamatan yang lebih mendalam menggunakan studi kualitatif guna mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi kondisi tertentu.

Sumber Buku Sosiologi Ekonomi Karya Manase Malo

PENGERTIAN, PROSES LAHIRNYA, DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI TEKNOLOGI

PENGERTIAN, PROSES LAHIRNYA, DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI TEKNOLOGI

Sosiologi Alih Teknologi ini bermaksud memperkenalkanberbagai dimensi yang terkait dengan konsep teknologi. Untuk memudahkan, kuliah ini akan dibagi dalam beberapa pokok bahasan. Pertama, Saudara akan diperkenalkan dengan pengertian konsep teknologi. Dalam membahas aspek ini, Saudara tidak hanya dibawa untuk memahami teknologi yang merujuk pada benda nyata (konkret), tetapi juga akan diperkenalkan segi abstrak teknologi. Dalam kaitan ini, teknologi dilihat sebagai proses penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

Bahasan kedua akan berisikan diskusi mengenai teknologi sebagai produk sosial. Cara pandang ini bertumpu pada pemahaman bahwa teknologi tidak jatuh begitu saja dari langit. Seperti kita ketahui, dibalik ditemukan dan dikembangkan sebuah teknologi tertentu, sesungguhnya terdapat proses proses sosial yang melatarbelakanginya. Sebagai contoh, penemuan teknologi baru terkait dengan adanya sistem imbalan (reward) material atau sosial. Secara lebih spesifik, Hak cipta umpamanya, dapat menjadi salah satu faktor pendorong penemuan dan pengembangan suatu teknologi baru, karena hal initerkait dengan keuntungan baik yang bersifat material maupun sosial yang akan mereka raih. Seorang ilmuwan dapat meraih kedudukan sosial yang tinggi apabila dia berhasil menemukan atau mengembangkan suatu teknologi baru.

Teknologi

Masih ingatkah Saudara apa yang dimaksud dengan tindakan sosial?Barangkali Saudara lelah mengetahui dari kuliah Pengantar Sosiologi, bahwa tindakan sosial adalah sebuah perilaku yang dilakukan dengan mempertimbangkan dan ditujukan pada orang lain. Jadi fokusnya pada masalah motif, dan bukan semata-mata perilakunya. Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang sedang bernyanyi di kamar mandi tidak dapat dikategorikan sebagai tindakan sosial apabila tindakan tersebut ditujukan untuk mengusir ras, sepi dan menghibur diri sendiri tetapi jika ia bernyanyi ditujukan untuk menarik perhatian orang lain di sekitarnya, maka tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai tindakan sosial.

Sebagai sebuah konsep, tindakan sosial memiliki kategori-kategori tertentu yang dapat digunakan sebagai alat analisis. Namun karena modul ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan teori-teori sosiologi, sebaiknya Anda memahami klasifikasi tipe ideal tindakan sosial dalam modul Pengantar dan Teori Sosiologi. Dalam kaitannya dengan ini, dapat dikatakan bahwa para penemu dan pengembang teknologi pada umumnya didorong oleh motif sosial tertentu. Thomas Alva Edison dan James Watt misalnya, menemukan bola lampu pijar dan mesin uap karena terdorong untuk mencari nafkah, menghidupi diri dan anak istrinya. Dan ada kelanjutannya, mereka terus menciptakan teknologi baru karena didorong untuk mempertahankan prestise sosial yang telah mereka raih. Dalam kaitan ini mereka berkarya agar orang lain tetap menghargainya sebagai seorang penemu dan pengembang teknologi yang brilian.

Penemuan dan pengembangan suatu teknologi baru memiliki kemampuan untuk mengubah tatanan masyarakat baik secara evolusioner maupun revolusioner. Sebagai contoh, andaikan cangkul dan bajak tidak ditemukan oleh masyarakat Mesopotamia, mungkin sampai saat ini manusia masih belum bisa melakukan kegiatan pertanian modern. Contoh lain, seandainya Edison tidak menemukan manfaat praktis listrik, mungkin sampai saat ini masih menggunakan alat penerang tradisional.

Pembahasan alih teknologi secara rinci dilakukan berdasarkan pada dua argumen berikut. Pertama, alih teknologi merupakan issue yang paling dalam kehidupan masyarakat modern di era globalisasi. Tidak ada satu pun masyarakat yang tidak melakukan proses alih teknologi, baik yang melibatkan sektor swasta maupun pemerintah. Oleh sebab itu, banyak studi tentang alih teknologi yang memfokuskan diri pada tata cara, konteks dan manfaat alih teknologi.

Kedua, proses alih teknologi ternyata juga mengalami benturan nilai. Gejala ini terkait dengan pandangan bahwa teknologi merupakan produk sosial yang bersifat khas, serta merefleksikan tatanan sosio-kultural masyarakat tersebut. Sebagai contoh, suatu masyarakat petani tradisional yang menggunakan teknologi traktor dalam proses membajak lahan, akan berhadapan dengan buruh ini dan pemilik kerbau sebelumnya. Proses alih teknologi ini pada akhirnya akan merubah cara pandang petani tradisional terhadap petani yang lain. Cara pandang mereka menjadi lebih komersial. Bila sebelumnya seorang petani tradisional mempekerjakan buruh tani lantaran pertimbangan emosional, maka ketika ia menggunakan teknologi traktor, pertimbangan tersebut menjadi pudar dan digantikan oleh pertimbangan-pertimbangan yang lebih rasional.

Pengertian Teknologi

Teknologi tidak dapat hanya dipahami sebagai benda-benda konkret saja, seperti mesin, alat, perkakas dan lain sebagainya. Seperti terlihat dari awal katanya, teknologi adalah sebuah ilmu, yaitu ilmu untuk membuat suatu alat, perkakas, mesin atau bentuk-bentuk konkret lainnya (sebagai penerapan kaidah dan prinsip- prinsip ilmu pengetahuan) untuk memudahkan aktivitas atau pekerjaan manusia. Dengan demikian, teknologi itu, mempunyai empat komponen utama (1) pengetahuan, yaitu seperangkat gagasan bagaimana mengerjakan sesuatu, (2) tujuan, untuk apa “sesuatu” tersebut digunakan, (3) Aktivitasnya harus terpola dan terorganisasi, dan, (4) lingkungan pendukung agar aktivitas itu dapat berjalan efektif.

Pada bentuknya yang paling sederhana, khususnya pada masyarakat berburu dan meramu dan masyarakat tradisional, pembentukan teknologi lebih didorong oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Manusia butuh makanan mereka membuat dan mengembangkan tombak dan panah sebagai alat berburu.

Pada masa sekarang, prinsip teknologi sebagai alat (kepanjangan tangan) manusia masih terus berlanjut. Prinsip ini dapat dijumpai pada tang, obeng dan sepeda, meskipun nuansanya lebih canggih dari pada masa sebelumnya. Secara prinsip, bentuk maupun kegunaan, teknologi modern berkembang sangat pesat. Hal itu dikarenakan teknologi tersebut merupakan penerapan praktis prinsip-prinsip ilmu pengetahuan modern. Sebagai contoh, bola lampu pijar dan telepon adalah penerapan praktis teori listrik Faraday dalam kehidupan sehari-hari.

Dari segi penggunaannya, teknologi ada yang bersifat individual dan ada pula teknologi yang bersifat kolektif. Tipe teknologi pertama dapat kita jumpai pada obeng, tang dan sepeda. Prinsip mana tipe teknologi ini adalah sebagai alat atau kepanjangan tangan manusia. Tangan kita, jelas sulit untuk mencabut paku atau menancapkan mur. Karena itu dibuatlah obeng dan tang untuk memudahkan pekerjaan. Demikian pula sepeda adalah alat untuk mempercepat perjalanan kita.

Sedangkan teknologi yang bersifat kolektif adalah teknologi yang dalam penggunaannya harus dilakukan secara bersama-sama. Televisi, baru bisa kita nikmati setelah dikelola secara kolektif. Ada acara yang disajikan. Harus ada stasiun televisi yang menyiarkan acara tersebut Penyusunan acara dan penyiaran acara televisi tersebut oleh stasiun televisi sudah tentu melibatkan banyak orang. Teknologi yang bersifat kolektif ini juga dapat dijumpai pada pabrik-pabrik yang menghasilkan satu barang. Dalam proses pembuatan mobil misalnya, secanggih apa pun sebuah teknologi yang dipergunakan harus melibatkan banyak orang. Ada sebagian orang yang memasang bagian tertentu dan sebagian lainnya mengecat; sementara yang lain melakukan finishing. Dengan kata lain, dalam proses teknologi yang bersifat kolektif tersebut terkaiterat dengan soal manajemen atau suatu sistem produksi.

Proses Lahirnya Teknologi

Teknologi yang paling awal ditemukan berbentuk perkakas dari batu(tombak, pisau). Dalam perkembangan selanjutnya ditemukan teknologi besi (pisau logam). Sampai akhirnya ditemukan pula teknologi mesin yang mengolah tenaga dari alam (air dan angin) untuk menggerakkan dirinya. Semakin tinggi teknologi mesin, semakin sedikit pula intervensi manusia. Mesin modern harus dikendalikan oleh sekelompok manusia yang terorganisir dan terlatih. Berbeda dengan teknologi batu di mana teknologi diperlukan sebagai `pembantu”. dan teknologi besi di mana teknologi diperlukan sebagai `kawan”, maka pada, tahap teknologi mesin, teknologi harus ditundukkan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Pada masyarakat modern. kesadaran antroposentrisme, menjadi faktor pendorong temuan berbagai teknologi, terutama teknologi material.

Dampak Sosial Ekonomi Teknologi

Teknologi memiliki wajah yang revolusioner. Meskipun banyak pendapat mengenai peran teknologi dalam masyarakat, namun satu hal yang pokok bahwa teknologi merupakan salah satu faktor yang dapat mengubah tatanan suatu masyarakat sehingga memiliki wajah yang lain sama sekali. Demikianlah ketika ditemukan teknologi peleburan besicangkul, dan baju, lahirlah revolusi pertama dalam sejarah manusia, yaitu pertanian.

Dan ketika mesin uap ditemukan dan kemudian menjadi motor penggerak mesin-mesin di pabrik, lagi-lagi teknologi menjadi salah satu faktor terjadinya revolusi industri.

Namun dari segi-segi tertentu, teknologi telah membuat massifikasi sehingga menghilangkan ciri khas personal dalam sebuah produk.

Dampak sosial teknologi jauh sekali terasa bila melalui proses alih teknologi. Penggunaan sebuah teknologi baru (yang belum tentu sesuai dengan karakter lokal) menuntut penyesuaian struktur sosial budaya dengan cepat. Akibatnya, masyarakat tersebut akan mengalami suatu kondisi kritis yang dapat berujung pada integrasi baru, bahkan malah desintegrasi.

TEKNOLOGI PRASEJARAH, TEKNOLOGI TRADISIONAL, DAN TEKNOLOGI MODERN

Teknologi pada Masyarakat Prasejarah
Pada kelompok masyarakat tradisional berburu dan meramu sudah mengenal pembagian kerja menurut jenis kelamin dan kelompok umur. Lelaki berburu sedangkan perempuan meramu. Teknologi yang berkembang pada masa itu adalah teknologi berburu dan meramu tahap Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!awal (paleolitik), tahap menengah (mesolitik), dan tahap akhir (neolitik). Teknologi yang berkembang pada tahap akhir ini disebut juga paleometalik, yaitu tradisi logam awal (perunggu, dan besi) Untuk mengantisipasi krisis makanan mereka mengembangkan teknologi pertanian sistem ladang berpindah.

Teknologi pada Masyarakat Tradisional
Perkembangan teknologi dalam masyarakat tradisional tidak terlalu pesat, meskipun tidak selambat dalam masyarakat ladang berpindah apalagi masyarakat berburu dan meramu. Inovasi terpenting teknologi tradisional adalah dari sudut bahan dasar dan fungsi. Bahan dasar teknologi tradisional adalah dari logam, sementara dari fungsinya teknologi tradisional tidak hanya sebatas sebagai kepanjangan tangan saja, tetapi sudah menjadi kepanjangan seluruh tubuh.

Teknologi pada Masyarakat Modern

Pada masyarakat modern teknologi telah mendapatkan wujud dan maknanya yang nyaris berbeda seratus persen dari teknologi masyarakat tradisional. Sekurang-kurangnya terdapat 6 ciri utama teknologi modern.

Pertama, teknologi modern adalah teknologi yang telah melepaskan dirinya dari pasokan energi alam (seperti air dan angin). Teknologi modern adalah teknologi yang mampu menghasilkan sumber tenaganya sendiri Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

Kedua, dari aspek motif, teknologi modern lahir dan terdorong oleh hasrat untuk menguasai alam. Penemuan-penemuan teknologi modern selalu dimaknai kemenangan manusia atas alam. Ketika alat transportasi modern berhasil ditemukan dan dikembangkan (seperti kereta api, kapal taut, mobil dan pesawat terbang) sebagai salah satu contoh manusia modern merasa seolah-olah telah berhasil memperpendek jarak. Persepsi tentang jarak pun berubah. Dengan transportasi modern, jarak relatif tidak menjadi hambatan bagi manusia modern .

Ketiga, teknologi modern juga dicirikan oleh orientasinya yang serba komersial. Aspek mi merupakan ciri yang membedakan teknologi modern dengan teknologi tradisional. Pada masyarakat berburu dan meramu, dan masyarakat tradisional yang paling awal penemuan dan pengembangan teknologi didominasi oleh orientasi subsisten – orientasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Orientasi komersial teknologi modern ini dapat dijumpai pada bidang (1) teknologi menjadi sangat bernilai tinggi setelah ia dapat mempercepat dan memperbanyak hasil proses produksi, karena itu (2) teknologi menjadi komoditi yang laku diperjualbelikan. Dengan kata lain, percepatan penemuan dan pengembangan teknologi modern untuk sebagian didorong oleh tuntutan pasar.

Keempat, akibat perkembangan yang pesat ini, teknologi modern dicirikan oleh sistem hak individual yang dilegalisasikan oleh paten. Sistem kepemilikan pada teknologi modern ialah kompensasi biaya yang harus dikeluarkan dalam proses menemukan dan mengembangkan teknologi modern. Hal ini dikarenakan tidak setiap masyarakat mampu menemukan dan mengembangkan teknologi modern. Dibutuhkan pendidikan dan keterampilan yang tinggi untuk dapat menemukan dan mengembangkan teknologi modern. Dengan adanya hak milik teknologi tersebut pihak lain tidak boleh meniru suatu teknologi baru. Meniru dan mengembangkan teknologi tersebut tanpa seizin pemilik hak patennya adalah suatu kejahatan

Kelima, teknologi modern memiliki nilai jual yang tinggi. Itulahsebabnya banyak yang tidak segan-segan menginvestasikan modal untuk melakukan penelitian dasar agar berhasil menciptakan dan mengembangkan sebuah teknologi baru sambil berharap bahwa bila berhasil menemukan dan mengembangkan teknologi tersebut ia akan memperoleh keuntungan yang besar. Akibat pergeseran orientasi penemuan dan pengembangan teknologi modern ini, pengembangan ilmu pengetahuan (yang merupakan bahan dasar penemuan dan pengembangan teknologi baru) juga berorientasi lebih praktis. Orientasi ilmu pengetahuan tidak lagi hanya untuk kesenangan semata. Sebagaimana ditunjukkan oleh legenda Aristoteles yang mengusir muridnya hanya karena muridnya itu menanyakan manfaat praktis matematika.

Keenam, teknologi modern menjadi salah satu faktor pendorongekspansi perusahaan-perusahaan multinasional yang telah melampaui kedaulatan negara. Berbagai penemuan dan pengembangan teknologi modern yang terkait dengan proses produksi memungkinkan berbagai perusahaan multinasional membuka pabrik di negara-negara Asia Tenggara setelah ia menerapkan sistem ban berjalan pada manajemenproduksinya.

TEKNOLOGI MODERN DAN PERADABAN BARAT

Teknologi di Abad Pertengahan

Pada masa Abad Pertengahan, perdagangan internasional masyarakat Barat dengan dunia Timur hampir lenyap sama sekali. Ketika itu negeri-negeri di pantai Selatan, laut Tengah, dan Spanyol ditaklukkan oleh Islam. Oleh karena itu, Abad Pertengahan disebut abad kegelapan. Tatanan sosial politik masa itu adalah tatanan masyarakat feodal, dengan struktur ekonomi yang masih sederhana. Tatanan sosial seperti itu sulit untuk melakukan perubahan.

Perdagangan baru mulai berkembang pada abad ke 11. Sejak itu, berkembang pula kota-kota sebagai pusat perdagangan. Muncullah kelompok-kelompok pengrajin yang disebut kaum warga kota, yang kontras dengan golongan bangsawan dan petani. Titik mula perkembangan masyarakat Eropa di Abad Pertengahan ini adalah Perang Salib.

Teknologi di Masa Pencerahan

Sesudah Abad pertengahan, mulailah periode Renaissance (pada abad ke-15 dan 16). Menyusul kemudian zaman Barok yang merupakan zaman peralihan ke zaman pencerahan.

Perubahan-perubahan penting terjadi di kalangan warga kota. Kaum pengrajin yang orientasinya pada perdagangan tidak lagi masuk dalam golongan kota. Warga kota diartikan sebagai mereka yang memperoleh pendapatan dari keuntungan usaha atau bunga modal. Dalam perkembangan selanjutnya kaum warga kota ini dapat menyaingi kaum rohaniwan dalam bidang ilmu pengetahuan dan budaya. Para rohaniwan mulai menurun pengaruhnya, kritik pun datang dari Luther dan Calvin terhadap otoritas gereja, kritik tersebut dapat memudarkan tatanan kolektivitas masyarakat. Akibatnya peta religius kegerejaan di Eropa berubah secara mendasar. Pergeseran peta religius kegerejaan ini memiliki pengaruh yang kuat bagi perubahan kebudayaan dan munculnya paham individualisme. Dalam perkembangan selanjutnya muncullah revolusi industri (di Inggris) yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam bidang industri.

Teknologi Modern Kapitalisme

Pengertian kapitalisme memiliki empat kata kunci, yaitu: (1) berorientasi pada produksi, (2) memperjualbelikan hasil produksi sebagai komoditi melalui pasar, (3) mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, dan (4) terjadi akumulasi keuntungan, modal dan kekayaan hanya pada beberapa orang saja. Pada erat kapitalisme ini segala sesuatu dianggap bernilai dan berguna bila ada permintaan dan penawaran dari pasar.

Teknologi merupakan sasaran yang paling efektif untuk terjadinya peningkatan proses produksi. Setelah revolusi industri, teknologi berperan sangat luar biasa dalam meningkatkan produksi yang berlipat ganda. Dengan penerapan teknologi dapat meminimkan biaya-biaya produksi, sebaliknya dapat memaksimumkan kualitas produksi.

ALIH TEKNOLOGI DAN KEPENTINGAN NEGARA MAJU

Perkembangan Teknologi dan Meluasnya Kolonialisme

Penemuan teknologi transportasi sebagai sistem navigasi perkapalan dan alat kompas mempercepat peluasan kolonialisme. Pelayaran orangorang Eropa ke belahan dunia lain yang pada mulanya untuk mendapatkan rempah-rempah, dan bahan-bahan mentah lainnya yang murah harganya pada akhirnya menguasai daerah-daerah penghasil tersebut. Apabila setelah terjadinya revolusi industri koloni Eropa seperti Inggris, Jerman, Spanyol, Portugis, dan jajahannya. Negara-negara kolonialis ini tidak saja membutuhkan bahan-bahan mentah yang murah harganya. Tetapi sekaligus untuk memasarkan hasil-hasil teknologinya ke daerah jajahannya. Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

Pola bahwa percepatan penguasaan teknologi membawa perluasan kolonialisme juga terjadi pada kasus Amerika Serikat yang merebut Filipina dari tangan Spanyol untuk memperoleh bahan mentah yang murah dan sekaligus dijadikan daerah pemasaran hasil-hasil industri.

Alih Teknologi dan Kepentingan

Negara-negara baru yang telah merdeka terutama di Asia dan Afrika membutuhkan pembangunan untuk kesejahteraan rakyatnya. Untuk itu antara lain diperlukan teknologi, karena negara-negara baru ini belum menguasai teknologi maka perlu melakukan alih teknologi dari negaranegara maju. Di sisi lain bagi negara-negara maju alih teknologi tersebut merupakan komoditi yang sangat menguntungkan. Dari komoditi teknologi tinggi ini negara-negara maju ini dapat menyumbang GNP negaranya. berkisar rata -rata sekitar 27% hingga 460%

Bagi negara-negara maju komoditi teknologi tinggi ini memiliki kepentingan strategis politik dan kepentingan ekonomi. Kepentingan strategis politik dimaksudkan untuk membantu sekutu-sekutu terutama kerja sama di bidang politik, pertahanan dan militer. Sedangkan

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! kepentingan ekonomi dimaksudkan sebagai perlakuan negara maju terhadap negara berkembang sebagai sumber penerimaan negaranya.

Alih Teknologi dan Kepentingan Negara Maju Kasus AS-Indonesia

Kepentingan negara maju seperti Amerika Serikat melakukan alih teknologi kepada negara berkembang seperti Indonesia mencakup kepentingan ekonomi dan strategik. Bagi negara maju, negara pengimpor Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! alih teknologi memiliki daya tarik, pertama, Indonesia sebagai negara berpenduduk terpadat ke-5 di dunia dapat dijadikan pangsa pasar yang potensial bagi komoditi teknologi negara maju. Kedua, Indonesia memiliki kekayaan alam dan mineral, juga memiliki iklim yang kondusif bagi penanaman modal asing. Ketiga, letak geografis dan sikap politik Indonesia memiliki arti yang strategis. Keempat, Indonesia memiliki pengaruh yang besar terhadap negara-negara dunia ketiga lewat ASEAN. Non Blok, dan negara-negara muslim.

Selain Amerika Serikat negara maju lainnya yang melakukan alih teknologi terhadap Indonesia adalah Jerman, dalam bidang industri pesawat terbang.

Globalisasi dan Peran Teknologi

Era globalisasi tak terhindarkan lagi merasuk ke semua masyarakatbangsa-bangsa di dunia. Sarana transportasi dan komunikasi sangat mendukung arus globalisasi ini. Kebudayaan masyarakat tidak lagi bersifat subsisten, tetapi sudah berubah ke arah orientasi pasar.

Globalisasi, Alih Teknologi, dan Peranan Perusahaan Multinasional

Pertimbangan utama yang mendorong perusahaan mengembangkan usahanya menjadi perusahaan multinasional adalah upah tenaga kerja yang rendah, biaya pengangkutan yang rendah, sumber bahan baku tersedia. cukup dan mudah diperoleh.

Di negara-negara berkembang. di mana perusahaan itu mengembangkan usahanya, terdapat dua pandangan terhadap keberadaan perusahaan multinasional, yaitu pertama, pandangan dari kaum dependensia, dan kedua pandangan dari kaum modernis.

Alih Teknologi dan Kompetisi

Etos keihatu-tan sho membawa Jepang mampu memelopori abad mikro elektronik. Produk teknologinya dirancang hemat energi, hemat bahan baku, hemat waktu dan hemat ruang. Pelayanan yang baik atas jasa purna jual, daya tarik rancangan dan mutu produk, dan hubungan perburuhan yang mantap mendorong perusahaan manufaktur transnasional Jepang mengalami pertumbuhan yang pesat.

Kendala yang dihadapi Jepang adalah upaya menembus pasar dunia adalah (1) bahasa Jepang bukan bahasa yang banyak dipakai. (2) jarak Jepang dengan pasar-pasar ekspor jauh.

Alih Teknologi Kuno Cina dan India

Hubungan dagang Indonesia kuno dengan Cina lebih bersifat substitusi, sebab Indonesia kuno hanya menggantikan beberapa komoditi perdagangan seperti yang dihasilkan oleh negara-negara Asia Timur.

Sedangkan hubungan dagang Nusantara (nama Indonesia dahulu) dengan India terjalin melalui perdagangan langsung. Melalui hubungan dagang ini alih budaya dari India, seperti pengaruh Hindu terjadi. Sekte Saiva Sidhanta memiliki pengaruh besar di Jawa dan Bali. Orang India menyambut Nusantara (nama Indonesia dahulu) sebagai pulau emas (Swarnadhipa) dan pulau perak (Jawadwipa).

Alih Teknologi dari Struktur

Pada masa pemerintahan kolonialis Belanda alih teknologi dilakukan melalui kelompok birokrat dan kelompok dokter atau insinyur. Kelompok birokrat memiliki kewenangan administrasi dan mengerti dunia birokrasi. Birokrasi yang bekerja di sektor perkebunan, perkeretaapian, pelabuhan misalnya lambat laun mereka mengerti masalah-masalah perkebunan, perkeretaapian, pelabuhan secara lebih baik. Demikian pula halnya para dokter atau insinyur yang bekerja di bidangnya masing-masing, pada gilirannya meningkatkan keahlian profesi mereka.

Sedangkan pada masa pendudukan Jepang alih teknologi di lakukan selain melalui kelompok birokrat dan dokter atau insinyur, juga melalui golongan tentara (Peta) yang semula disiapkan Jepang untuk melawan sekutu. Tentara (Peta) yang direkrut oleh Jepang ini pada gilirannya mampu menguasai teknologi kemiliteran (angkatan darat).

Alih Teknologi dan perubahan Sosial Budaya Pedesaan

Alih teknologi yang terjadi di masyarakat digolongkan ke dalam tiga pola yaitu 1) alih teknologi yang dibawa dan diterapkan oleh masyarakat itu sendiri; 2) alih teknologi yang dibawa dan diterapkan oleh orang dari luar masyarakat, dan 3) alih teknologi yang dibawa oleh orang luar yang akhirnya lambat laun diterapkan oleh masyarakat itu sendiri. Ketiga alih teknologi ini membawa pengaruh bagi proses perubahan masyarakat. Dalam menghadapi alih teknologi ini. masyarakat mengembangkan berbagai jenis adaptasi sesuai dengan kepentingan mereka.

Selama tiga dasawarsa masa pemerintahan orde baru, banyak hal yang telah dilakukan dalam upaya pembangunan masyarakat pedesaan. Pembangunan masyarakat pedesaan ini ternyata berdampak pada perubahan sosial budaya masyarakat. Perubahan yang dialami masyarakat desa ini, menurut Collier, adalah dalam bentuk 1) revolusi hijau. 2) revolusi transportasi, dan 3) revolusi komunikasi. Berbagai perubahan yang terjadi pada masyarakat tersebut mengindikasikan bahwa, masyarakat desa sedang mengalami proses transformasi secara menyeluruh yang mengubah semua unsur-unsur lokal tradisional masyarakat desa.

Alih Teknologi dan Struktur Okupasi Perkotaan

Salah satu wujud alih teknologi di Indonesia adalah dibangunnyaindustri-Industri di perkotaan. Pembangunan industri ini berdasarkan atas pertimbangan bahwa kepadatan penduduk terus meningkat, semakin sempitnya lahan pertanian dan ketidakmungkinan untuk terus mempertahankan pola agraris.

Perkembangan sektor industri berdampak pada struktur okupasi/pekerjaan. Secara umum okupasi di perkotaan di bagi menjadi 2 bagian yaitu white collar dan blue collar.

Kelompok Strategis dan Peranannya dalam Proses Alih Teknologi

Dalam masalah alih teknologi, kelompok strategis ternyata memainkan peran yang cukup penting. Kelompok strategi ini terdiri atas teknokrat, pengusaha dan militer. Teknokrat bergerak secara konseptual Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,kerjakanlah latihan berikut! yaitu melahirkan berbagai rancangan pembangunan nasional di mana alih teknologi menjadi elemen utamanya. Di lain pihak para pengusaha bergerak di sektor yang lebih riil yaitu melalui industrialisasi dengan membangun dan mengelola pabrik. Sementara itu militer merupakan pengalih teknologi terdepan. Apabila peran dari para teknokrat dan pengusaha membawa pengaruh bagi perekonomian nasional maka tidak demikian dengan peran dari militer

Para teknokrat yang berperan dalam masalah alih teknologi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu teknokrat-ekonom dan teknokratteknolog. Kedua kelompok ini mempunyai strategi pembangunan yang, berbeda. Para teknokrat-ekonom beranggapan bahwa untuk meningkatkan pembangunan ekonomi nasional maka harus diterapkan strategi industrialisasi yang berorientasi ekspor dengan menekankan pada efisiensi, dan anti terhadap kebijakan proteksi. Sementara di lain pihak, kelompok teknokrat-ekonom cenderung memilih strategi yang berorientasi pada teknologi fisik, sehingga prioritasnya adalah pada proyek-proyek besar yang padat modal.

Sedangkan keterlibatan para pengusaha pada masalah alih teknologi ini nampak dan kecenderungan mereka untuk mendirikan pabrik-pabrik yang di dalamnya memasukkan teknologi-teknologi baru. Sebagai contohnya adalah perusahaan milik Drs. Tayeb Gobel di mana beberapa karyawannya dikirim ke luar negeri untuk mempelajari teknologi dan produk yang akan dipasarkan.

Keterlibatan militer dalam masalah alih teknologi terlihat dariusaha-usahanya memordenisir peralatan perangnya. Militer selalu berusaha mengirim orang-orang terbaiknya ke luar negeri untuk mempelajari teknologi peralatan perang di samping membeli peralatanperalatan perang yang baru.

Alih Teknologi dan Kesenjangan Sosial

Secara makro pembangunan ekonomi Orde Baru yang mengandalkan industrialisasi dapat dikatakan mengalami kesuksesan. Akan tetapi konsep penetesan ke bawah (tickle down effect) ternyata tidak mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kesadaran tentang hal ini menjadikan para perancang pembangunan selanjutnya lebih menekankan pada konsep pemerataan pembangunan.

Dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi dan ketidaksamaan pemerataan peranan teknologi sangat besar, karena perkembangan teknologi berkaitan erat dengan stratifikasi sosial. Dalam hal ini surplus ekonomi dianggap berkaitan erat dengan perkembangan teknologi. Dengan demikian maka, penetapan teknologi madya maupun teknologi tinggi sangat berdampak terhadap kesenjangan sosial.

Pilihan Teknologi dan Kepentingan Sosio Politik

Berdasarkan arah dan kebijakan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, nampak bahwa pengembangan teknologi dilakukan melalui industrialisasi yang memiliki pasaran yang jelas. Pengembangan teknologi diarahkan untuk meningkatkan produktivitas di sentra-sentra Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! industri. Di samping itu pengembangan teknologi juga ditujukan bagi peningkatan harga diri bangsa di mata internasional. Pengembangan teknologi nampaknya juga lebih mementingkan keterlibatan dunia usaha maupun perguruan tinggi.

Pengembangan teknologi lebih dirasakan sebagai semangat pertumbuhan ekonomi yang cenderung mengabaikan aspek pemerataan. Kesadaran tentang ketidakadilan ini menggeser orientasi pembangunan dengan mulai lebih menekankan pada pemerataan.

Teknologi Madya Versus Hight Tech

Dalam batas-batas tertentu pilihan orientasi pembangunan berpengaruh pada corak alih teknologinya. Pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi cenderung akan memilih teknologi tinggi. Sebaliknya pembangunan yang berorientasi pada pemerataan akan memilih teknologi madya.

Teknologi madya adalah teknologi yang padat karya yang tidak selalu membutuhkan banyak modal sehingga bisa dibangun di berbagai tempat. Tingkat pendidikan dan keterampilan yang dipersyaratkan bagi pengoperasian teknisnya tidak terlalu tinggi sehingga teknologi madya ini bisa diakses oleh rakyat banyak. Dengan demikian maka teknologi madya ini mampu menyediakan lapangan kerja.

Perencanaan Alih Teknologi

Kenyataan menunjukkan bahwa kepentingan ekonomi dan politik sangat mempengaruhi penerimaan alih teknologi, termasuk di dalamnya kepentingan ekonomi dan praktek dari negara pengalih teknologi. Dengan demikian maka upaya pengembangan teknologi harus Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! merupakan upaya sadar, yang bisa di lakukan melalui kebijakan pemerintah dan mekanisme pasar.

Dalam perencanaan alih teknologi, corak teknologi mana yang akan lebih dikembangkan, seharusnya tidak menjadi kontroversi karena baik teknologi tinggi maupun teknologi madya merupakan dua hal yang saling melengkapi teknologi hendaknya dibangun di atas struktur sosial dan struktur ekonomi yang ada.
Sumber buku Sosiologi Alih Teknologi karya Gumilar R Somantri

Sosiologi Konsumsi Apa itu?

Sosiologi Konsumsi Apa itu?

Sungguh menarik perhatian. Betapa tidak? Konsumsi yang biasanya dibahas dalam kerangka bidang studi ilmu-ilmu ekonomi, kini kita bahas dari segi sosiologi; yaitu Sosiologi Konsumsi. Tetapi apa itu Sosiologi Konsumsi? Sosiologi Konsumsi tidak lain adalah analisis sosiologis terhadap kegiatan masyarakat dalam bidang konsumsi.

Sebagai matakuiah atau bidang studi, Sosiologi Konsumsi belum banyak dikenal dan bahkan baru akan dikembangkan sebagai matakuliah pertama kali di Indonesia melalui Universitas Terbuka ini. Untuk ini kita perlu bangga.

Dalam proses belajar mengajar ini peserta akan berlatih mengaplikasikan teori-teori sosiologi yang pernah dipelajari pada kesempatan yang lalu untuk menganalisis dan mengevaluasi kegiatan ataupun fenomena-fenomena masyarakat dalam bidang konsumsi. Dalam hal ini kegiatan konsumsi akan dipandang sebagai realitas sosial yang cara mempelajarinya tidak begitu berbeda dengan ketika para peserta mempelajari realitas sosial bidang lainnya yang dibahas di Jurusan Sosiologi. Tentu Anda ingat betul apa itu realitas dan juga paradigma maupun perspekstif-perspektif teoritik yang sering dipergunakan oleh sosiologi untuk melihat dan menganalisis realitas sosial itu. Jadi, sebenarnya ini tidak asing; namun tetap- menarik sekaligus menantang. Apanya yang menantang? Apanya yang menarik? Apakah ada hubungan-hubungan sosial dalam kegiatan konsumsi? Ada. Apakah ada interaksi sosial di dalam konsumsi? Ada. Macam apakah interaksi itu; apakah semacam kerjasama fungsional, apakah ada kompetisi, atau adakah konflik; apakah juga ada pertukaran sosial, seimbangkah pertukaran itu, atau timpang? Ya, semuanya ada. Apakah kegiatan konsumsi merupakan simbol fenomena sosial tertentu? Apakah ada kaitannya dengan institusi sosial lainnya seperti keluarga, ekonomi (antara lain pasar, industri, produksi, distribusi, saving, inflasi/deflasi dan likuidasi), kesejahteraan sosial, politik, agama, pendidikan dan kebudayaan pada umumnya? Ada. Itu semua akan menantang dan menarik perhatian sosiologi.

Studi Perilaku Konsumen

Apa bedanya dan persamaan studi ini dengan studi tentang Perilaku Konsumen dan Perilaku Pembeli dan cabang IImu Ekonomi khususnya Pemasaran. Ini pertanyaan menarik. Jawabnya tidak telalu sulit, sebab, konsumen dan pembeli memang berbeda. pembeli belum tentu konsumen, dan kadang-kadang konsumen tidak perlu membeli. Konsumsi adalah perilaku mengpergunakan barang-barang konsumsi.

Untuk apa semua itu?

Untuk apa semua itu? Yang pertama adalah untuk menunjukkan bahwa teori dan pengetahuan sosiologi yang telah Anda pelajari pada waktu yang lalu adalah aplicable dan sungguh dapat dipakai untuk melihat, menganalisis dan mengevaluasi kegiatan masyarakat dalam bidang konsumsi. Jadi sebelum mengikuti matakuliah ini Anda diwajibkan telah menyelesaikan Teori-teori Sosiologi Klasik dan Modern dan Sosiologi Ekonomi.

Yang kedua adalah untuk kepentingan praktis, terutama pada saat Anda bekerja di instansi Anda masing-masing. Dalam hal ini Anda dapat memberikan saran dan pertimbangan analisis mengenai kegiatan konsumsi yang perlu dibenahi agar tidak menimbulkan ketimpangan-ketimpangan, atau bagaimana ketimpangan-ketimpangan itu harus diatasi agar kegiatan konsumsi dapat berjalan sesuai dengan harapan berbagai pihak.

Ada banyah cara mempelajari Sosiologi Konsumsi ini. Cara yang dianjurkan adalah dengan memahami kegiatan konsumsi, termasuk perilaku konsumsi masyarakat secara apa adanya, sama sekali tanpa tafsiran, pendek kata datanya dulu kita pahami. .Sesudah itu baru Anda lihat dengan mempergunakan persepsi-persepsi sosiologis. Dengan begitu Anda dapat mengambil kesimpulan sosiologis secara deduktif terhadap kenyataan-kenyataan tentang kegiatan konsumsi tersebut.

Hakikat Realitas Sosial

Realitas sosial pada hakikatnya adalah segala macam kenyataan yang hidup di tengah masyarakat yang dialami atau dilakukan oleh kebanyakan orang dan bukan oleh satu atau dua orang individu saja, tetapi merupakan kenyataan yang lagi ngetren yang sedang menjadi mode pada saat itu. Orang yang melakukan konsumsi lazimnya disebut konsumen. Dalam hal ini Sosiologi melihat perilaku konsumen pada umumnya bukan satu orang konsumen saja.

Hakikat Kegiatan Konsumsi

Kegiatan Konsumsi itu tidak hanya terbatas pada kegiatan makan-minum dalam arti sesungguhnya, akan tetapi meliputi segala macam kegiatan pemenuhan kebutuhan. Konsumsi dapat di gunakan kedalam 2 jenis yaitu: Konsumsi untuk konsumsi dan konsumsi untuk produksi. Sedangkan pada konsumsinya dapat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor individual dan faktor lingkungan.

Faktor-Faktor Individual dalam Kegiatan Konsumsi

Satu di antara dua faktor yang mempengaruhi kegiatan konsumsi adalah faktor individu, yang meliputi: Kemampuan dan sumber daya individu, motivasi, pengetahuan, sikap, kepribadian, nilai, selera dan gaya hidup.

Pengaruh Lingkungan dalam Perilaku Konsumen

Dalam kegiatan kosumsi, konsumen dipengaruhi oleh berbagai kekuatan dari luar dirinya, yang disebut dengan faktor lingkungan. Faktor lingkungan dalam hal ini adalah, faktor-faktor yang berada di luar individu yang mempengaruhi kegiatan konsumsi individu tersebut.

Faktor-faktor tersebut antara lain, faktor budaya, faktor kelas sosial, faktor kelompok, dan pribadi orang lain, faktor keluarga, dan faktor situasi.

Sosiologi dan Cara Berpikir Sosiologis

Dalam berfikir secara sosiologis, sosiologis memiliki beberapa perspektif teoritis yang mencerminkan paradigma tertentu. George C. Homan mendefinisikan paradigma sebagai pandangan yang mendasar dari ilmuwan semacam versi, tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya, dipelajari oleh cabang Ilmu Pengetahuan. Pandangan yang mendasar ini mengandung petunjuk mengenai apa yang harus dipelajari, persoalan-persoalan apa yang mesti dijawab, termasuk methodologinya yang meliputi aturan-aturan yang harus dipenuhi untuk mengumpulkan informasi dan menginterpretasikannya dalam rangka menjawab persoalan tersebut.

Di dalam sosiologi, dikenal adanya tiga paradigma, yaitu Paradigma Fakta Sosial, Paradigma Definisi Sosial dan Paradigma Perilaku Sosial, yang digunakan untuk melihat kasus-kasus atau kesempatan-kesempatan sosial tentang kegiatan konsumsi.

Paradigma Sosiologi dan Kegiatan Konsumsi

Kegiatan konsumsi adalah kegiatan mempergunakan barang atau jasa yng didasari ileh pertimbangan kalkulatif mengenai nilai reward yang akan diperoleh. Dengan demikian perilaku orang dalam kegiatan konsumsi cenderung memilih cara maupun komoditi yang menurut pertimbangannya adalah memiliki nilai lebih tertentu yang sesuai dengan biaya yang telah mereka keluarkan. Artinya orang cenderung tidak mau rugi, dan cenderung ingin untung.

Kegiatan Konsumsi dan Pengaruh Nilai Budaya

Proses yang terjadi untuk mengembangkan nilai motivasi dan kegiatan 3 kebiasaan atau tradisi disebut dengan sosialisasi, yaitu proses penyerapan budaya. Selanjutnya proses ini menyebabkan orang menggerakkan nilai-nilai yang mempengaruhi konsumsi, seperti sifat hemat, kesenangan, kejujuran, dan ambisi.

Pengaruh Status dan Kelas Ekonomi Terhadap Kegiatan Ekonomi
Di dalam penelitian yang berkenaan dengan kelas sosial terdapat 9 variabel yang sangat penting. Kesembilan variabel ini didientifikasi di dalam sintesis yang berpengaruh dari penelitian kelas sosial. Kesembilan variabel tersebut yaitu: variabel ekonomi, yang meliputi: pekerjaan, pendapatan dan kekayaan, variabel interaksi meliputi: prestise pribadi, asosiasi dan sosialisasi, variabel politik meliputi: kekuasaan, kesadaran kelas dan mobilitas.

Kegiatan Konsumsi dan Pengaruh Kelompok Referens

Kelompok Acuan memberikan standar (norma) dan nilai yang dapat menjadi perspektif penentu bagaimana seseorang berpikir atau berperilaku. Dalam kaitannya dengan kegiatan konsumsi terdapat 3 (tiga) cara dasar, di mana kelompok acuan mempengaruhi pilihan konsumen, yaitu; pengaruh utilitarian, pengaruh nilai ekspresif, dan pengaruh informasi.

Kegiatan Konsumsi dan Pengaruh Keluarga serta Rumah Tangga

Dalam kegiatan konsumsi terdapat empat variabel struktural yang mempengaruhi pembelian oleh keluarga maupun rumah tangga. Keempat variabel struktural tersebut yaitu; usia kepala rumah tangga atau keluarga, status perkawinan, kehadiran anak dan status pekerjaan.

Faktor Sumber Daya Konsumen

Pada prinsipnya sebagai pemasar, berusaha memenangkan pesaing-pesaingnya untuk mendapatkan perhatian, simpatisan dan partisipan terhadap produk jasa yang ditawarkan, yang pada akhirnya akan mendapatkan uang atau keuntungan sumber daya yang telah tersedia, maupun yang akan tersedia di masa mendatang dapat mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pembelian.

Faktor Keterlibatan dan Motivasi Konsumen

Pada dasarnya kebutuhan itu sudah tercipta pada waktu adanya manusia. Kebutuhan akan aktif ketika ada ketidakcocokan antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan atau disukai. Oleh karena itu, dorongan dan motivasi yang kuat, akan menampakkan realita kebutuhan yang nyata. Kebutuhan tidak diciptakan oleh pemasar, tetapi pemasar hanyalah memberikan stimulasi, agar konsumen dapat mengenali kebutuhan, dan menentukan pembelian sesuai dengan keinginannya.

Kebutuhan manusia mungkin sama, tetapi keinginannya bisa berbeda-beda.

Kegiatan Konsumsi dan Pengaruh Pengetahuan

Perilaku konsumen merupakan fokus yang banyak dibahas dalam modul ini. Hal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen antara lain tentang pengetahuan tentang produk.

Pengetahuan tentang produk akan membentuk citra/image yang kemudian mempengaruhi harga tentang suatu produk citra dan harga suatu produk ini akhirnya dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli, di samping juga dipengaruhi oleh kemudahan untuk memperoleh dan pelayanan, baik diwaktu melakukan pembelian maupun pada purna jual.

Kegiatan Konsumsi dan Faktor Perbedaan sikap

Sikap memberi pemasar alat peramalan yang kuat bila digunakan dengan benar. Dengan mengerti faktor-faktor yang mepengaruhi kekuatan hubungan sikap perilaku, kita dapat menghindari secara lebih baik perangkap dan situasi yang merusak keakuratan prediksi dari sikap. Walaupun kebutuhan pemasar mengharuskan penggunaan pengukuran sikap di bawah kondisi yang kurang optimum (misalnya, meramalkan perilaku pada masa datang yang masih jauh), beberapa masalah potensial dapat diminimumkan dengan mudah, seperti menghindari kesalah- pengukuran sikap yang salah.

Kegiatan Konsumsi dan Faktor Nilai Serta Gaya Hidup Individu

Bidang yang banyak dikaji di dalam penelitian konsumen adalah psikoanalisis, sosial psikologis dan faktor ciri. Namun kadang-kadang kepribadian di hubungkan dengan konsep diri atau diri ideal yang diinginkan oleh individu. Teori psikoanalisis, melihat kepribadian terdiri dari id, ego dan super ego.

Teori sosio-psikologis melihat variabel sosial yang merupakan determinan yang paling penting dalam pembentukan kepribadian. Teori faktor ciri, mengemukakan bahwa kepribadian individu terdiri dari atribut predisposisi yang pasti yang disebut ciri (trait).

Proposal Perilaku Keputusan Konsumen

Proses pengambilan keputusan pembelian, ada lima langkah, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan terakhir hasil. Pengambilan keputusan dapat dipengaruhi oleh pihak individu maupun dari pihak luar. Berikut ini adalah pihak-pihak yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian : inisiator , pemberi pengaruh , pengambil keputusan , pembeli dan pemakai.

Kecenderungan Konsumen 1: Faktor Demografi

Faktor-faktor demografis yang dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah tingkat kelahiran, tingkat kematian dan migrasi. Kecenderungan dari tiap-tiap faktor ini dapat dipakai sebagai dasar analisis kebutuhan pasar. Tingkat kelahiran sangat tinggi, berarti kebutuhan akan ibu hamil dan umur balita akan tinggi. Demikian pula jika tingkat kematian digolongan umur tertentu tinggi, berarti akan mengurangi kebutuhan hidup di kalangan masyarakat tertentu. Tingkat migrasi masuk maupun migrasi ke luar daerah tertentu, dapat sebagai dasar memprediksi kebutuhan pasar.

Kecenderungan Konsumen 2: faktor Kekayaan dan Geografi

Jika Anda sebagai tenaga pemasaran, harus bisa menentukan target pasar yang paling potensial. Dalam menentukan target pasar, bisa dibedakan berdasarkan geogratis, yaitu berdasarkan domisili konsumen. Di samping itu, juga perlu dibedakan berdasarkan tingkat kekayaannya. Tingkat kekayaan yang tinggi, kecenderungan untuk berbelanja juga tinggi. Segmen tersebut yang biasanya menjadi target pasar yang potensial

Sumber buku Sosiologi Konsumsi karya Edi Siswoyo dan Manasse Malo

Kupas Tuntas Sosiologi

Kupas Tuntas Sosiologi Organisasi

Bag 1

Batasan, Pengertian Sosiologi Organisasi

Organisasi merupakan salah satu fenomena sosial yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, manusia tidak bisa menolak kehadiran organisasi dalam kehidupannya. Dilihat dari aspek material sosiologi, yaitu masyarakat dan dari aspek formal sosiologi, yaitu interaksi antarmanusia serta proses dan akibat yang timbul dari interaksi itu, ternyata masih saja ada kekaburan dan kerancuan dari pengertian dan lingkup sosiologi organisasi.

Metode yang digunakan dalam studi sosiologi organisasi ditentukan oleh tujuan penelitian yang dirancang berdasar pada karakteristik data yang dikumpulkan dan juga dipengaruhi atas dasar suatu pandangan filsafat tertentu.

Oleh karena itu, sosiologi sering kali dinyatakan sebagai ilmu yang berparadigma ganda yang hal ini disebabkan oleh:

  1. perbedaan pandangan filosofi dari para ahli sosiologi;

  2. perbedaan teori yang dibangun atas dasar pandangan filosofi tadi;

  3. akibatnya metodenya pun berbeda.

Konsep-konsep Dasar dalam Sosiologi Organisasi

Organisasi merupakan salah satu fenomena sosial yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, manusia tidak bisa menolak kehadiran organisasi dalam kehidupannya. Dilihat dari aspek material sosiologi, yaitu masyarakat dan dari aspek formal sosiologi, yaitu interaksi antar manusia serta proses dan akibat yang timbul dari interaksi itu, ternyata masih saja ada kekaburan dan kerancuan dari pengertian dan lingkup sosiologi organisasi.

Metode yang digunakan dalam studi sosiologi organisasi ditentukan oleh tujuan penelitian yang dirancang berdasar pada karakteristik data yang dikumpulkan dan juga dipengaruhi atas dasar suatu pandangan filsafat tertentu.

Oleh karena itu, sosiologi sering kali dinyatakan sebagai ilmu yang berparadigma ganda yang hal ini disebabkan oleh:

  1. perbedaan pandangan filosofi dari para ahli sosiologi;

  2. perbedaan teori yang dibangun atas dasar pandangan filosofi tadi;

  3. akibatnya metodenya pun berbeda.

    KELOMPOK SOSIAL DAN ORGANISASI SOSIAL

    Batasan Pengertian Kelompok Sosial dan Organisasi Sosial

Beberapa karakteristik dari kelompok sosial, yaitu nilai-nilai kelompok, norma-norma kelompok, peran dan posisi, serta status dan ikatan kelompok, sedangkan tipe-tipe kelompok sosial mencakup in-group dan out-group, kelompok primer dan kelompok sekunder, serta kelompok formal dan kelompok informal. Pada kelompok informal terdapat juga beberapa bentuk ikatan, antara lain kelompok persahabatan atau persaudaraan, dan klik. Klik ini juga terdiri dari klik vertikal, klik horizontal, klik campuran, serta subklik.

Dinamika Kelompok dalam Organisasi

Dinamika kelompok umumnya mengacu kepada kerja sama, persaingan, dan konflik yang terjadi antaranggota kelompok maupun antarkelompok. Hal ini pada dasarnya mempengaruhi keanggotaan kelompok, di mana faktor-faktor dukungan individual, sikap anggota kelompok, kepuasan kerja, sikap tolong-menolong, ketegangan dan kegelisahan, serta perkembangan individual ikut andil di dalamnya. Beberapa masalah yang berkaitan dengan kelompok, seperti konflik peran dan konflik antarkelompok merupakan sumber konflik yang selalu terjadi di dalam setiap organisasi. Penyebabnya, antara lain karena perebutan sumber daya, perbedaan status, dan perbedaan persepsi

TIPE-TIPE ORGANISASI SOSIAL

Dasar Tipologi Organisasi

Kesamaan karakteristik mengenai fenomena organisasi biasanya selalu dijadikan dasar dalam menentukan tipologi atau klasifikasi fenomena organisasi. Tipologi atau klasifikasi tersebut mencakup, antara lain organisasi yang bergerak berdasarkan keuntungan, sistem wewenang, tanggapan anggota, keterlibatan emosi anggota, tujuannya, kebutuhan sosial, pembagian biaya dan nilai, luas wilayah, pucuk pimpinan, dan saluran wewenang.

Organisasi Formal dan Organisasi Informal

Di dalam organisasi formal terdapat organisasi informal. Berkembangnya organisasi informal ini karena struktur formal tidak dapat memberikan pemenuhan kebutuhan para anggotanya dan juga kebutuhan organisasi (formal) itu sendiri. Keduanya yaitu organisasi formal dan organisasi informal memiliki persamaan dan perbedaan dalam hal tujuannya, mekanisme kontrol, karakteristik dan sebagainya.

Di dalam organisasi formal, birokrasi merupakan salah satu bentuk yang sering kali memiliki konotasi negatif hanya karena ketidaktahuan konsep awal birokrasi oleh masyarakat. Weber, seorang sosiolog Jerman, melihat birokrasi yang ideal itu memiliki beberapa sifat, yaitu:

  1. adanya pembagian kerja;

  2. hierarki otoritas;

  3. sistem pemeliharaan dokumen tertulis dan formal;

  4. pengaturan, tata cara dan aturan;

  5. tenaga ahli terlatih;

  6. hubungan yang impersonal.

Weber sendiri secara historis, mengatakan bahwa tumbuhnya organisasi birokrasi di Eropa ditandai dengan revolusi industri di Eropa. Untuk ini Blau sepakat dan menyatakan bahwa latar belakang tumbuhnya birokrasi di Eropa pada waktu itu ditandai oleh 4 faktor sebagai berikut.

  1. Berkembangnya ekonomi uang.

  2. Munculnya sistem kapitalisme.

  3. Kuatnya etika Protestan.

  4. Besarnya ukuran organisasi.

    TEORI ORGANISASI

    Teori-teori Organisasi

Menurut teori organisasi klasik, rasionalitas, efisiensi, dan keuntungan ekonomis merupakan tujuan organisasi. Teori ini juga menyatakan bahwa manusia itu diasumsikan bertindak rasional sehingga secara rasional dengan menaikkan upah, produktivitas akan meningkat.

Max Weber dengan konsep birokrasi idealnya menekankan pada konsep otoritas dan kekuasaan yang sah untuk melakukan kontrol kepada pihak lain yang berada di bawahnya sehingga organisasi akan terhindar dari penyalahgunaan kekuasaan dan ketidakefisienan.

Frederick Taylor mengajukan konsep “manajemen ilmiah” yang inti gagasannya adalah “bagaimana cara terbaik untuk melakukan pekerjaan”. Untuk ini Taylor membuat standardisasi mulai dari seleksi (rekruitmen), penempatan, yang menurutnya merupakan sistem hubungan kerja antara manusia dengan mesin sehingga dengan semua itu, pekerjaan dapat dianalisis secara ilmiah.

Henry Fayol mengembangkan teori yang memusatkan perhatiannya pada pemecahan masalah-masalah fungsional kegiatan administrasi. Fayol mengajukan konsep Planning, organizing, command, coordination, dan control yang menjadi landasan bagi fungsi dasar manajemen. Fayol juga mengemukakan empat belas prinsip yang sangat fleksibel yang digunakan sebagai dasar bagi manajer dalam mengelola organisasi. Keempat belas prinsip itu adalah pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan perintah, kesatuan arah, mengutamakan kepentingan umum, pemberian upah, sentralisasi, rantai perintah, ketertiban, keadilan, kestabilan masa kerja, inisiatif, dan semangat korps. Gagasan Fayol sendiri didukung oleh koleganya di AS yaitu Gulick, Urwick, Mooney dan Reiley.

Meskipun mendapat banyak kritik yang menganggap bahwa teori-teori klasik itu telah mengabaikan faktor humanistik, deterministik, dan tertutup, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa teori klasik merupakan peletak dasar dari teori-teori administrasi modern.

Dinamika Kelompok dalam Organisasi

Teori neoklasik dan modern muncul sebagai reaksi atas konsep-konsep yang dikemukakan oleh para ahli teori klasik meskipun tidak sepenuhnya mengabaikan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh teori klasik.

Pendekatan yang dilakukan oleh ahli teori neoklasik dan modern ini adalah pendekatan perilaku atau bahavioral approach (human relation approach). Pendekatan ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen yang dikenal dengan Hawthorne Experiment yang secara garis besar dibagi dalam 4 tahap. Pertama mengkaji efek lingkungan dari produktivitas pekerja. Kedua, melakukan konsultasi dengan pekerja yang ikut eksperimen. Ketiga, melakukan wawancara dengan pekerja (yang tidak ikut eksperimen) melalui pertanyaan terbuka. Tahap keempat, adalah eksperimen yang dikenal dengan bank – wiring – room experiment.

Hasil eksperimen tersebut adalah (1) sistem sosial para pekerja ikut berperan dalam organisasi formal, (2) imbalan nonfinansial dan sanksi berperan dalam mengarahkan perilaku pegawai, (3) kelompok ikut berperan dalam menentukan kinerja dan sikap anggota kelompok, (4) munculnya pola kepemimpinan informal, (5) komunikasi yang makin intensif, (6) kepuasan dan kenyamanan bekerja meningkat, (7) pihak manajemen dituntut untuk lebih memahami situasi sosial.

Experiment Hawthorne menjadi pemicu munculnya beberapa pemikiran baru (yang masih dalam kerangka humanistik) dari Follets dan Barnard termasuk McGregor dengan teori X dan Y-nya. Termasuk munculnya teori sistem yang melihat organisasi sebagai suatu sistem yang memiliki (1) subsistem teknis, (2) subsistem sosial, (3) subsistem kekuasaan. Kemudian, juga munculnya teori kontingensi yang dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang telah dikembangkan oleh pendekatan sistem. Teori kontingensi ini pada prinsipnya melihat bahwa organisasi harus berlandaskan pada sistem yang terbuka (open system concept).

Sumber Sosiologi Organnisasi Karya Sharman

Diambil dr http://ww2.yuwie.com/blog/?id=560614

Ingin Baca Tulisan Lain

Sosialisasi dan Stratifikasi Sosial >>>>>>>>>> Lihat

Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar >>>>>>>>> Lihat

Pendidikan Sebagai Konsumsi dan Investasi Ekonomi >>> Lihat

Peran Pemasaran dalam Perusahaan dan Masyarakat >>>>>>>> Lihat

Keterkaitan “Marketing PR ” dengan Hubungan Masyarakat >>> Lihat

Pendekatan Discovery, Inquiry dan STS dalam Pembelajaran Fisika >>> Lihat

Proses Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai dan PPn Barang Mewah>>> Lihat